Abstrak


Analisis Kelayakan Bisnis Infrastruktur Pengisian Daya Dalam Upaya Peningkatan Elektrifikasi Kendaraan di Indonesia


Oleh :
Ilza Athiyatamimy Hanun - I0319049 - Fak. Teknik

Di Indonesia, kendaraan listrik menghadirkan potensi yang signifikan dalam mengurangi emisi karbon. Namun, adopsi kendaraan listrik ini masih terkendala akibat kurangnya infrastruktur pengisian daya. Pemerintah Indonesia, khususnya Kementerian ESDM, mengatur pada PM No 1 Tahun 2023 tentang penyediaan infrastruktur pengisian daya yang membuka peluang tambahan untuk membangun bisnis di Indonesia. Peluang bisnis tersebut antara lain melalui penyediaan infrastruktur pengisian daya pada 2 tipe dengan 5 model bisnis di berbagai cluster lokasi antara lain permukiman, perkantoran, mall, jalan raya, rest area jalan tol, lahan parkir, dan SPBU. Dalam mendorong adopsi kendaraan listrik dari konsumen, maka iklim investasi infrastruktur ini harus kondusif agar dapat memicu percepatan penggunaan kendaraan listrik. Penelitian ini ditujukan untuk menyediakan kerangka pengambilan keputusan dengan mendeskripsikan biaya yang terlibat dalam penyediaan infrastruktur pengisian daya. Pendekatan Annual Cost of the System (ACS) dipilih untuk menghitung sistem secara keseluruhan yang terdiri atas ACS Outflow (AMC, ACC, AEC, ARC) dan ACS Inflow (AEPC). Berdasarkan hasil, telah didapatkan framework model ACS yang dapat digunakan untuk memilih alternatif terbaik investasi infrastruktur pengisian daya. Pada kasus SPKLU, dari hasil uji coba pada 3 skema model bisnis, alternatif yang terbaik adalah dengan skema bisnis model 3 dan uji coba pada cluster lokasi, alternatif yang terbaik adalah pada lokasi mall dan lahan parkir. Pada kasus SPBKLU, dari hasil uji coba diketahui bahwa alternatif terbaik adalah mesin SGB 3 box penyimpanan dengan 2 baterai swap cadangan.