;
Sebaran Covid-19 terjadi secara global dan masif. Sektor pertanian tidak
luput dari dampak pandemi covid-19. Upaya pembatasan mobilitas menjadi
alternatif guna memutus rantai penyebaran virus dengan cukup efektif, meskipun
memberikan hambatan dalam kegiatan perekonomian. Rumah tangga pedesaan
menjadi bagian rentan dalam paparan pandemi. Wilayah Gunungkidul dan
Bangkalan menjadi salah satu wilayah pedesaan di Indonesia yang mengalami
peningkatan jumlah penduduk miskin dan peningkatan kasus kematian akibat
pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 mengancam kesejahteraan rumah tangga
petani sehingga perlu untuk dikaji bagaimana dampak yang dirasakan oleh rumah
tangga petani serta determinan apa yang mempengaruhi kesejahteraan rumah
tangga petani.
Penelitian dilakukan dengan metode desktriptif. Penentuan lokasi penelitian
dilakukan sacara purposive dengan menimbang adanya perbedaan respon
pembatasan sosial dari kedua wilayah. Penelitian dilaksanakan dengan 104
responden. Pengambilan data melalui wawancara dengan kuisioner. Data yang
digunakan adalah data pendapatan dan pengeluran konsumsi pangan rumahtangga
petani pada Agustus 2021. Analisis data dilakukan dengan metode deskriptif dan
seemingly unrelated regression model (SUR).
Terdapat 74,55% rumah tangga di Gunungkidul dan 73,47% rumah tangga di
Bangkalan tergolong dalam rumah tangga sejahtera akan tetapi rumah tangga petani
di Bangkalan lebih rentan terhadap kerawanan pangan daripada rumah tangga di
Gunungkidul. Berdasarkan hasil analisis seemingly unrelated regression model
dapat diketahui bahwa pendapatan rumah tangga petani dipengaruhi oleh
pengeluaran konsumsi pangan, pengeluaran konsumsi non pangan dan nilai aset,
selanjutnya untuk variabel pengeluaran konsumsi pangan dipengaruhi oleh
pendapatan, jumlah anggota keluarga serta jumlah stok beras.