Tingkat aktivitas wisata di Umbul Tlatar yang tinggi seperti rekreasi, berenang, mencuci, wisata kuliner, serta wisata edukasi dapat mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan di area wisata. Mengatasi hal tersebut, peran dari pengelola dalam mengatasi masalah tersebut sangat diperlukan. Penelitian strategi pengelolaan ekowisata berdasarkan partisipasi masyarakat perlu dilakukan untuk mencegah kerusakan atau penurunan kualitas lingkungan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kondisi eksisting di Umbul Tlatar, mengetahui tingkat partisipasi masyarakat dalam melakukan pengelolaan Umbul Tlatar, dan untuk merumuskan strategi pengelolaan yang tepat di Umbul Tlatar Boyolali. Penelitian ini bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui metode observasi, penyebaran kuesioner secara purposive sampling, kegiatan wawancara, dan kegiatan Focus Group Discussion (FGD). Data yang telah diperoleh dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dan kuantitatif, analisis deskriptif dengan penilaian Cohen dan Uphoff, serta analisis matriks SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats). Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu Umbul Tlatar memiliki kualitas perairan yang baik sesuai dengan baku mutu yang ditetapkan oleh pemerintah serta masih memiliki keragaman flora dan fauna yang masih terjaga. Selain itu, Umbul Tlatar juga masih memiliki kearifan lokal yang masih berlangsung hingga saat ini seperti Padusan dan Lampetan. Berdasarkan persepsi wisatawan Umbul Tlatar tergolong dalam keadaan baik dengan skor 72,195%. Tingkat partisipasi dari pengelola Umbul Tlatar pada tahap perencanaan sebesar 3 atau tergolong dalam kategori tinggi, pada tahap pelaksanaan sebesar 2,16 (sedang), pada tahap evaluasi sebesar 1 (rendah), sedangkan pada tahap menikmati hasil sebesar 2,5 atau dalam kategori tinggi. Sehingga strategi pengelolaan Umbul Tlatar yang diperoleh melalui analisis matriks SWOT yaitu peningkatan fasilitas penunjang wisata serta kebersihan area wisata, mempererat koordinasi dan kerjasama dengan segala pihak, melibatkan masyarakat sebagai pengamat dan pemberi masukan dalam setiap pengelolaan, manajemen konflik internal dan eksternal, serta optimalisasi kegiatan Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) untuk mengelola obyek wisata.
