Abstrak


PENYINTAS KEKERASAN VERBAL DI AKUN TWITTER @UNSFESS


Oleh :
Nabila Putri Berliana - D0219065 - Fak. ISIP

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyatakan bahwa sebanyak 62% atau setara dengan 39 juta anak di Indonesia mengalami kekerasan verbal dari orang di sekitar mereka selama pandemi. Selanjutnya data KPAI menyatakan bahwa terdapat lonjakan kasus yang cukup besar dalam kasus kekerasan verbal yang mulanya berjumlah 32 kasus pada tahun 2019 meningkat hingga 119 kasus pada tahun 2020. Kekerasan verbal juga semakin berkembangan dengan maraknya media sosial di dalam kehidupan masyarakat, salah satunya adalah Twitter. Twitter merupakan salah satu media sosial di Indonesia yang memiliki jumlah pengguna aktif terbesar dan digunakan sebagai media hiburan serta bertukar informasi. Interaksi tersebut tidak jarang melahirkan pembahasan serius yang berisi verbal abuse atau yang umumnya kita sebut sebagai tweet war. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis peranan konten media sosial Twitter yang mengandung kekerasan verbal pada perilaku sosial remaja serta bagaimana realitas media membentuk realitas subjektif dalam penyintas kekerasan verbal di Twitter. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode penelitian fenomenologi. Penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Kriteria informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1) Pengguna media sosial Twitter 2) Berusia 18 hingga 25 tahun dan 3) Pernah mengalami atau terlibat dalam kekerasan verbal di Twitter. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara dengan metode terstruktur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa korban kekerasan verbal mengalami hiperrealitas dan cenderung merasa rendah diri, merasa tidak kuat, takut, dan cemas. Empat dari Lima informan terjebak diantara realitas media dan realitas subyektif hingga membentuk simulakra dan lebih mempercayai apa yang dikatakan oleh pelaku kekerasan verbal mengenai diri mereka Sedangkan, satu informan lainnya dapat memisahkan antara realitas subyektif dan realitas media sehingga ia tidak tenggelam pada realita semu tersebut.
[removed][removed]

[removed][removed]

[removed][removed]