Abstrak


MITIGASI BAHASA PELANCONG TERHADAP PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DI KAWASAN WISATA LOMBOK


Oleh :
Muh. Jaelani Al-pans - T841708010 - Fak. KIP

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan, yakni (1) penggunaan bahasa di kawasan wisata Lombok, (2) penyebab degradasi penggunaan bahasa Indonesia di kawasan wisata Lombok, dan (3) strategi mitigasi bahasa pelancong terhadap degradasi penggunaan bahasa Indonesia di kawasan wisata Lombok.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan Embedded Case Study (studi kasus terpancang). Penelitian ini dilakukan di kawasan wisata Lombok yang difokuskan di Senggigi Kabupaten Lombok Barat dan Gili Indah, yakni Gili Trawangan, Gili Air, dan Gili Meno Kecamatan Gangga Kabupaten Lombok Utara NTB. Datadikumpulkan dari informan, tempat dan peristiwa, dokumentasi, dan focus group discussion (FGD). Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam (in depth interview), observasi langsung, analisis dokumen, dan rekaman hasil FGD. Validitas data menggunakan triangulasi, yaitu triangulasi sumber dan metode, kecukupan referensi, dan informan review. Teknik analisis data menggunakan model interaktif, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan/verifikasi.

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan (1) penggunaan lanskap bahasa di kawasan wisata Lombok dibagi menjadi tiga kategori, yakni (a) monolingual, yaitu penggunaan bahasa Indonesia, Sasak dan Inggris; (b) bilingual, yaitu kombinasi penggunaan bahasa Inggris dan Indonesia, Inggris dan Sasak, Indonesia dan Sasak, Inggris dan Jepang, Indonesia dan Jawa, dan Indonesia dan Samawa; dan (c) multilingual, yaitu kombinasi penggunaan bahasa Indonesia, Sasak, dan Inggris serta penggunaan bahasa Inggris, Indonesia, dan Jepang. Penggunaan bahasa Indonesia dari ketiga kategori tersebut didominasi penggunaan bahasa Inggris. (2) Penyebab terjadinya degradasi penggunaan bahasa Indonesia di kawasan wisata Lombok, yaitu (a) penggunaan bahasa mayoritas; (b) penguasaan bahasa bilingual pelaku wisata; (c) globalisasi; (d) migrasi; (e) perkawinan antaretnik, (f) kurangnya penghargaan terhadap bahasa Indonesia; (g) intensitas penggunaan bahasa Indonesia; dan (h) faktor ekonomi. (3) Strategi mitigasi degradasi penggunaan bahasa Indonesia di kawasan wisata Lombok, yakni (a) rekomendasi kebijakan pemerintah, (b) optimalisasi peran lembaga pendidikan dan lembaga sosial melalui revitalisasi kurikulum muatan lokal yang berfokus pada urgensi dan pemartabatan bahasa Indonesia dan daerah (c) optimalisasi peran Rumah Bahasa dan Kantor Bahasa NTB melalui peningkatan kualitas SDM dengan pelatihan dan pendampingan pembinaan bahasa Indonesia (d) optimalisasi peran pelaku wisata (pemilik hotel, restoran, dan UMKM), dan (e) optimalisasi pembinaan media massa.