;

Abstrak


REESTIMASI BESARNYA EFEK DETERMINAN STUNTINGPADA ANAK BALITA DI KOTA SURAKARTA JAWA TENGAH


Oleh :
Jemmi Sastrawijayah - S022202044 - Sekolah Pascasarjana

Jemmi Sastrawijayah. S022202044. 2023. Reestimasi Besarnya Efek Determinan Stunting pada Anak Balita di Kota Surakarta Jawa Tengah. Tesis. Pembimbing I : Prof. Bhisma Murti, dr., MPH., M.Sc., Ph.D. Pembimbing II : Dr. Burhanudin Ichsan, dr., M.Med,Ed., M.Kes. Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Sekolah Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.

 

Latar Belakang: Pertumbuhan anak merupakan salah satu indikator kesehatan masyarakat dalam pemantauan status gizi dan kesehatan dalam suatu populasi. Salah satu masalah gizi yang menjadi perhatian utamanya adalah masih tingginya anak balita pendek (stunting). Stunting sampai saat ini masih menjadi permasalahan di dunia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Reestimasi besarnya efek determinan stunting pada anak balita di Kota Surakarta Jawa Tengah.

 

Subjek dan Metode: Penelitian cross-sectional di kota Surakarta dengan melibatkan beberapa wilayah kerja Puskesmas di kota Surakarta yaitu Puskesmas Pajang dan Puskesmas Sibela. Populasi dalam penelitian ini adalah Pasien Balita di Kota Surakarta. Populasi penelitian sebanyak 200 subjek penelitian dipilih secara Fixed Disease Sampling, menggunakan perbandingan 1: 3, diperoleh sebanyak 150 anak balita yang tidak mengalami stunting dan 50 anak balita dengan stunting. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu usia ibu waktu hamil, riwayat sakit, tinggi badan ibu, pendapatan keluarga, ASI eksklusif. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah stunting. penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai alat ukur penelitian, dengan teknik analisis data regresi logistik berganda.

 

Hasil: Usia ibu ≥20 tahun (aOR= 0.19; CI 95%= 0.06 hingga 0.58; p=0.004), Tinggi badan ibu ≥160 cm (aOR= 0.30; CI 95%= 0.12 hingga 0.74; p= 0.009), dan pendapatan keluarga tinggi (aOR= 0.29; CI 95%= 0.12 hingga 0.72; p=0.008) menurunkan risiko kejadian stunting pada anak balita. Anak balita yang tidak diberi ASI eksklusif (aOR= 27.06; CI 95%= 8.13 hingga 90.05; p <0 xss=removed xss=removed>stunting pada anak balita.

 

Kesimpulan: Usia ibu ≥20 tahun, Tinggi badan ibu ≥160cm, dan pendapatan keluarga tinggi menurunkan risiko kejadian stunting pada anak balita. Anak balita yang tidak diberi ASI eksklusif dan ibu yang memiliki riwayat sakit (sering) meningkatkan risiko kejadian stunting pada anak balita.