Abstrak


Sistem Glebagan pada Perkebunan Tebu di Industri Gula Mangkunegaran 1862-1917


Oleh :
Destami Ramadhania Setiyanti - B0419011 - Fak. Ilmu Budaya

Penelitian ini membahas mengenai Sistem Glebagan pada Perkebunan Tebu di Industri Gula Mangkunegaran 1862-1917 dengan permasalahan yang diangkat adalah (1) Faktor-faktor apa yang melatarbelakangi perubahan sistem sewa tanah untuk perkebunan tebu di Mangkunegaran, (2) Apa saja kekhasan yang ada pada sistem glebagan di perkebunan tebu Mangkunegaran, dan (3) Apa saja dampak yang timbul dari pelaksanaan sistem glebagan. Tujuan penelitian ini ditulis adalah mengetahui Faktor-faktor yang melatarbelakangi perubahan sistem sewa tanah untuk perkebunan tebu di Mangkunegaran, kekhasan yang ada pada sistem glebagan di perkebunan tebu Mangkunegaran, serta dampak yang timbul dari pelaksanaan sistem glebagan.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Sejarah yang terdiri dari empat tahapan, yaitu heuristik, verifikasi atau kritik sumber, interpretasi atau penafsiran sumber sejarah, dan historiografi yang merupakan penulisan sejarah yang sesuai dengan data yang telah dianalisis dan diinterpretasikan.

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pendirian Pabrik Gula Colo Madu dan Tasik Madu menciptakan eksistensi sistem glebagan pada industri gula di Mangkunegaran. Para petani meskipun tidak memiliki hak kepemilikan dan penguasaan atas tanah garapan namun diberi hak untuk mengolah tanah menggunakan sistem glebagan. Pemberian tanah-tanah glebagan memberikan konsekuensi beban-beban kerja tambahan yang harus ditanggung penerimanya sehingga terdapat reaksi dari penduduk atas beban-beban kerja tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa eksistensi sistem glebagan yang diterapkan di perkebunan tebu Mangkunegaran memberikan berbagai macam dampak baik kepada penduduk maupun kepada praja. Meskipun terdapat beban-beban kerja yang diterima penduduk, hasil panen yang didapat dari penggunaan sistem glebagan digunakan untuk menambah pemasukan praja sehingga selain menghidupi juga sebagai indikator bagi kemakmuran praja.