Abstrak


Isolasi, Karakterisasi, Dan Uji Pelarutan Fosfat oleh Jamur dari Beberapa Peruntukan Lahan di Lereng Barat Gunung Lawu


Oleh :
Annisa Kurnia Herlina - H0219010 - Fak. Pertanian

Tanaman dapat tumbuh optimal, apabila unsur hara yang tersedia di dalam tanah dapat memenuhi kebutuhan yang diperlukan oleh tanaman. Salah satu unsur hara makro yang diperlukan oleh tanaman untuk tumbuh dan berkembang adalah fosfat, namun ketersediaan fosfat di tanah Andisol tergolong rendah. Kemampuan mikroorganisme pelarut fosfat dalam mengubah fosfat menjadi bentuk tersedia merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi masalah rendahnya ketersediaan unsur hara P. Ketersediaan mikroorganisme di tanah berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh ketersediaan unsur hara yang diperlukan untuk mendukung kehidupan mikroorganisme. Lereng Barat Gunung Lawu memiliki tanah yang subur karena terbentuk dari aktivitas gunung berapi. Terdapat beberapa jenis peruntukan lahan di Lereng Barat Gunung Lawu, sehingga memengaruhi populasi jamur pelarut fosfat. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi jamur pelarut fosfat yang terdapat di Lereng Barat Gunung Lawu. Penelitian ini dilakukan pada 4 peruntukan lahan yaitu diantaranya sawah, hutan, pertanaman sayur, dan alang-alang. 

Hasil isolasi diperoleh 13 isolat jamur dengan 4 isolat diantaranya dapat melarutkan fosfat. Hasil penelitian menunjukkan 4 isolat dapat melarutkan fosfat dengan nilai indeks pelarutan fosfat isolat S2b(2) sebesar 2; isolat P1b sebesar 1,5; isolat A1 sebesar 1,3; dan isolat Y2b sebesar 1,2. Identifikasi keempat isolat dilakukan secara fenotipik dan genotipik. Hasil identifikasi menunjukkan isolat S2b(2) memiliki kemiripan dengan genus Aspergillus berwarna hitam dengan tepian putih; konidia bulat; hifa bersepta; memiliki spora; tumbuh pada pH 3, 7, 9 serta pada suhu 28°C dan 40°C. Isolat P1b memiliki kemiripan dengan genus Talaromyces berwarna hijau dan belakang berwarna merah; konidia bulat; memiliki spora; tumbuh pada pH 7 serta pada suhu 28°C dan 40°C. Isolat Y2b memiliki kemiripan dengan genus Penicillium berwarna hijau dan belakang berwarna kuning; konidia bulat; hifa bersepta; memiliki sekumpulan fialid; memiliki spora; dapat tumbuh pada pH 3, 7, 9 serta pada suhu 28°C. Isolat A1 memiliki kemiripan dengan genus Aspergillus berwarna hijau; konidia bulat; hifa bersepta; memiliki spora; dapat tumbuh pada pH 3, 7, 9 serta pada suhu 28°C dan 40°C.