;

Abstrak


PENGARUH ELEKTROAKUPUNKTUR TERHADAP MORFOLOGI DAN MOTILITAS SPERMA PADA INFERTILITAS PRIA DENGAN VARIKOKEL


Oleh :
Yudhistira Ridwan - S581902007 - Fak. Kedokteran

Latar belakang: Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, Varikokel adalah salah satu penyebab paling umum infertilitas pria yang dapat disembuhkan, prevalensi varikokel yang relevan secara klinis berkisar antara 5 hingga 20%. Penyakit ini menyerang 19–41% pria dengan infertilitas primer dan 45–81% pria dengan infertilitas infertilitas sekunder. Varikokel menyebabkan gangguan antara produksi Reactive Oxygen species (ROS) dan anti-oksidan yang menyebabkan kerusakan Morfologi dan motilitas sperma. Oleh karena itu, dalam penelitian ini, kami melakukan penelitian tentang alternatif terapi varikokel dengan elektroakupuntur.    

Tujuan: Untuk mengetahui efektivitas elektroakupunktur terhadap perbaikan infertilitas pada pasien varikokel.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian experimental single-blind randomized controlled trial dan rancangan penelitian pre-test post-test control group design. Sampel berjumlah 14 orang terdiri dua kelompok yaitu 7 orang diberikan EA dan medikamentosa dan 7 orang diberikan medikamentosa, tidak dilakukan EA. Sampel dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi meliputi pasien pria varikokel usia 20-35 tahun, USG menunjukkan adanya varikokel, kelainan spermiogram, dan tidak ada kontra indikasi dilakukan EA sedangkan kriteria eksklusi analisis sperma: azoospermia, oligozoospermia berat. Analisis data dengan menggunakan uji beda kelompok berpasangan dengan Paired T-Test Paired dan Wilcoxon, serta kelompok tidak berpasangan dengan uji Mann Whitney test.

Hasil: Nilai rerata selisih morfologi sperma pada kelompok yang diberikan EA (1,142±0,690) dan kelompok tidak diberikan EA (0,857±0,690). Nilai rerata selisih motilitas sperma pada kelompok yang diberikan EA (12,714±6,369) dan kelompok tidak diberikan EA (6,142±6,309). Hasil uji beda menunjukkan terdapat peningkatan morfologi dan motilitas sperma pada infertilitas pria dengan varikokel yang dilakukan EA (P=0,005 dan P=0,034) dengan yang tidak dilakukan EA (P=0,017 dan P=0,041. Hasil uji beda diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan morfologi sperma (P=0,029) dan motilitas sperma (P=0,026) antara kelompok perlakuan dan kontrol, yang artinya bahwa ada pengaruh EA terhadapmorfologi dan motilitas sperma pada infertilitas pria dengan varikokel.

Kesimpulan: Elektroakupunktur efektif dalam perbaikan infertilitas pria dengan varikokel, dimana peningkatan morfologi dan motilitas sperma pada infertilitas pria dengan varikokel yang dilakukan EA dan medikamentosa lebih baik dibandingkan kelompok yang hanya diberikan medikamentosa tanpa EA.