Abstrak


HUBUNGAN ANGKA LEUKOSIT DENGAN TINGKAT KEPARAHAN PNEUMONIA PADA ANAK DI IKA RSUD DR. MOEWARDI


Oleh :
Tania Jesika Nurintan Silalahi - G0020223 - Fak. Kedokteran

Latar Belakang: Pneumonia merupakan peradangan pada paru-paru yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur, atau parasit. Pertumbuhan bakteri pada pneumonia membutuhkan beberapa hari dan tidak selalu tersedia di semua tempat, sehingga diperlukan parameter lain yang lebih cepat untuk menentukan diagnosis, seperti gejala klinis seperti demam tinggi dan peningkatan jumlah leukosit. Leukositosis adalah kondisi peningkatan jumlah leukosit, biasanya sekitar 11x10^9/L dalam pemeriksaan darah tepi. Jumlah leukosit mencakup seluruh jenis sel darah putih, termasuk neutrofil, eosinofil, limfosit, monosit, dan dalam beberapa kasus, dapat muncul juga leukosit atipikal yang tidak seharusnya ada. Abnormalitas jumlah leukosit pada anak yang mengalami pneumonia mendorong penulis untuk lebih menggali hubungan antara jumlah leukosit yang diperiksa dalam pemeriksaan darah lengkap dengan tingkat keparahan pneumonia.

Metode: Penelitian bersifat observasional analitik dengan rancangan penelitian cross-sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling. Subjek penelitian merupakan pasien pneumonia berusia 1 hari hingga 5 tahun yang dirawat di IKA RSUD Dr. Moewardi sebanyak 108 pasien. Penilaian tingkat keparahan pneumonia dilakukan dengan mengelompokkan sesuai konsensus tampilan klinis. Penilaian angka leukosit dikelompokkan berdasarkan klasifikasi nilai normal pneumonia yang digunakan pada laboratorium RSUD Dr. Moewardi menggunakan mesin Hema dan Mindray 6800. Data dianalisis dengan uji chi square test.

Hasil: Sebanyak 108 pasien pneuminia sesuai dengan kriteria inklusi penelitian. Tingkat keparahan pneumonia dengan angka leukosit (p=0,640) memiliki hubungan yang tidak signifikan.

Simpulan: Tidak terdapat hubungan antara tingkat keparahan pneumonia dengan jumlah leukosit pada pasien anak berusia 1 hari hingga 5 tahun di IKA RSUD Dr. Moewardi.