;

Abstrak


Sifat Fisis, Mekanis, dan, Ketahanan Bakar Komposit GFRP dengan Penambahan Partikel Batu Apung Perlakuan Kalsinasi dan HCL


Oleh :
Alfiananda Dwiki Arioseno - S952008005 - Fak. Teknik

Komposit GFRP (glass fiber reinfoce plastic) di dunia industi digunakan sebagai struktur bodi kendaraan yang diketahui memiliki sifat bending dan impak yang baik, ringan namun belum tahan terhadap api. Filler flame retardant dapat menjadi material tambahan yang dikembangkan untuk menjadikan komposit tahan api. Penggabungan serat gelas dengan konfigurasi CSM/WRM/CSM sebagai penguat dan penggunaan partikel pumice yang dilakukan proses lanjutan dengan kalsinasi dan proses kimia menggunakan asam HCL dengan variasi berat filler 10, 20, 30, 40 wt?lam matriks UPRs (unsaturated polyester resin), akan mengakibatkan perubahan pada kekuatan mekanis dan ketahanan bakar komposit GFRP. Metode yang digunakan pada pembuatan komposit menggunakan teknik hand layup. Pengujian bakar spesimen mengikuti standart ASTM D635. Pengujian mekanis dilakukan pengujian impak (ASTM D5941) dan uji bending (ASTM D790). Karakterisasi material diselidiki dengan uji TGA, DTGA, FTIR, dan SEM sebagai data pendukung untuk analisa. 
Berdasarkan hasil uji bakar, komposit dengan nilai time to ignition (TTI) dan rate of burning (ROB) terbaik pada komposit C (filler kalsinasi ekstraksi HCL) 30 wt%, pada pengujian mekanis komposit C 30 wt% diperoleh nilai kekuatan bending MPa dan modulus bending GPa dan memiliki distribusi partikel yang baik, dan serat yang keluar lebih sedikit dan tidak ada rongga pada pengamatan SEM. Pengujian FTIR pada komposit C menunjukan intensitas serapan yang semakin tajam dibandingkan komposit CP,CPP. Pada uji TGA terjadi pergeseran puncak degradasi pada komposit C yang menunjukan komposit GFRP terjadi peningkatan kestabilan termal. hal ini dikarenakan pada filler ekstraksi menggunakan larutan HCL dapat meningkatkan kandungan senyawa SiO2 yang dapat meningkatkan sifat mekanis dan sifat ketahanan thermal pada komposit GFRP. Komposit GFRP 40 wt% pada masing – masing jenis filler mengalami penurunan kekuatan mekanis yang disebabkan pada pengamatan SEM memiliki tarikan serat yang panjang, rongga (void) dan penggumpalan partikel filler (aglomerasi).