Abstrak


Analisis faktor-faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi tingkat upah buruh batik di kampung batik Laweyan


Oleh :
Dyosferra Utami Rindarsani - F0105050 - Fak. Ekonomi dan Bisnis

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis kelamin, tingkat pendidikan, banyaknya jenis pekerjaan, jumlah jam kerja, pengalaman kerja serta lokasi membatik pada tingkat upah buruh batik di Kampung Batik Laweyan. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk memperoleh pembuktian dari sebuah hipotesis. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan kuesioner serta pengamatan langsung, dengan sampel sebanyak 80 buruh batik dengan teknik sampling purposive sampling. Analisis data digunakan pengujian statistik dengan bantuan program SPSS 13.0. Dalam menganalisis digunakan teknik analisis regresi berganda dengan menggunakan model linier, dengan uji statistik (uji t, uji F, koefisien determinasi (R2)), serta uji asumsi klasik (uji multikolinieritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi). Hasil penelitian menunjukkan dengan uji terhadap koefisien regresi menunjukkan kelima variabel (jenis kelamin, banyaknya jenis pekerjaan, jumlah jam kerja, pengalaman kerja serta lokasi membatik) berpengaruh terhadap tingkat upah buruh batik di Kampung Batik Laweyan. Sedangkan variabel tingkat pendidikan tidak berpengaruh terhadap tingkat upah buruh batik di Kampung Batik Laweyan. Hasil Uji F menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel jenis kelamin, tingkat pendidikan, banyaknya jenis pekerjaan, jumlah jam kerja, pengalaman kerja serta lokasi membatik berpengaruh terhadap tingkat upah buruh batik di Kampung Batik Laweyan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, disarankan: pertama, Perlu adanya perhatian lebih dari pemerintah daerah untuk memajukan industri kecil dengan mengadakan pembinaan – pembinaan atau penyuluhan yang bertujuan meningkatkan keahlian dan keterampilan buruh batik. Kedua, perlu adanya perhatian dari pemerintah kota terkait dengan penetapan tingkat upah minimum bagi buruh batik. Ketiga,perlu adanya perhatian lebih dari pemerintah daerah untuk lebih mempromosikan produksi industri kecil sehingga mampu bersaing dengan poduksi industri besar, yang akhirnya akan meningkatkan mutu dan pengembangan industri kecil di kota Surakarta. Keempat, perlu adanya perhatian dari pemilik usaha kepada para pekerjanya dengan cara lebih memperhatikan kesejahteraannya, sehingga dengan terjaminnya kesejahteraan mereka akan meningkatkan produktivitas dalam bekerja dan dapat lebih memajukan usaha tersebut. Kelima, Bagi penelitian yang akan mengambil tema yang sama, sebaiknya menambah variable lain yang diduga berpengaruh terhadap penetapan tingkat upah buruh batik seperti keterampilan yang dimiliki buruh batik.