Abstrak


Evaluasi Penggunaan Antibiotik dan Antivirus pada PasienTuberkulosis dengan Diagnosis COVID-19 di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi (RSDM) Surakarta periode Tahun 2020–2022


Oleh :
Eta Cahyaning Jannah - M0619020 - Fak. MIPA

Tuberkulosis dan COVID-19 merupakan penyakit menular yang menyerang paru. Tuberkulosis dan COVID-19 pada dasarnya ditularkan melalui udara, sehingga menimbulkan hiperinflamasi di paru-paru. COVID-19 dapat memepercepat perkembangan Tuberkulosis ataupun sebaliknya. Menurut Pedoman Tatalaksana Tuberkulosis pengobatan Tuberkulosis menggunakan obat anti tuberkulosisselama 6 bulan atau lebih. Menurut pedoman pengobatan COVID-19, pengobatan utama COVID-19 meliputi terapi antivirus, terapi berbasis kekebalan, dan terapi tambahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan antibiotik dan antivirus pada pasien Tuberkulosis dengan diagnosis COVID-19 di RSDM periode tahun 2020-2022.

Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan data retrospektif diperoleh dengan purposive sampling. Data yang diperoleh merupakan data rekam medis pasien TB dengan diagnosis COVID-19 di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi (RSDM) Surakarta Periode tahun 2020-2022. Data dianalisis secara deskriptif analitik dan data diolah menggunakan Microsoft Excel untuk menghitung distribusi variabel. Sampel yang diperoleh berjumlah 48 pasien dari total 60 populasi yang telah dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengunaan Obat Anti Tuberkulosis kategori 1 (58,3%), tidak menggunakan Obat Anti Tuberkulosis (27,1%), kategori khusus (10,4%), dan Short Treatment Regiment (4,2%). Berdasarkan data hasil penelitian, diketahui bahwa penggunaan antivirus COVID-19 pengunaan secara monoterapi (44%), tidak menggunakan antivirus (40%), dan kombinasi (17%), dengan jenis antivirus yang digunakan yaitu favipiravir (56%), oseltamivir (28%), dan remdesivir (22%). Oleh karena itu, profil pengunaan antibiotik dan antivirus untuk pasien Tuberkulosisdengan COVID-19 di RSDM periode 2020-2022 paling banyak menggunakan Obat Anti Tuberkulosiskategori 1 dengan monoterapi favipiravir.