Abstrak


Strategi Komunikasi Pertanian di Masa Pandemi Covid-19 (Studi Kasus pada Pelatihan Hidroponik pada Masa Pandemi Covid-19)


Oleh :
Inessa Adella Novian Dhini - H0417035 - Fak. Pertanian

Pandemi Covid-19 membatasi pertemuan fisik dan mengharuskan adanya jarak
sosial. Hal ini menyebabkan CV. Goodplant Indonesia melaksanakan pelatihan
hidroponik secara daring sebagai alternatif bagi peserta agar tetap dapat
memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam bidang hidroponik tanpa harus
bertatap muka secara langsung. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi
komunikasi, unsur pendukung dan penghambat, serta efektivitas pelatihan
hidroponik daring pada masa pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan
metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penentuan informan dilakukan
secara purposive sampling. Validitas data menggunakan triangulasi sumber dan
teknik. Hasil penelitian menyatakan bahwa strategi komunikasi yang dilakukan
oleh CV. Goodplant Indonesia dalam pelatihan hidroponik pada masa pandemi
Covid-19 adalah dengan menerapkan beberapa tahapan, yakni mengenal khalayak
melalui formulir pendaftaran pelatihan hidroponik untuk mengetahui latar belakang
dan kebutuhan peserta pelatihan, menyusun pesan berdasarkan kebutuhan dari
peserta, menggunakan metode edukatif dan persuasif, serta memanfaatkan media
baru yakni berupa Zoom Meeting, WhatsApp, dan website. Unsur pendukung dari
pelatihan hidroponik daring CV. Goodplant Indonesia adalah kesesuaian pesan
dengan kebutuhan peserta, kompetensi mentor pelatihan, media pengantar, serta
keterbukaan peserta. Unsur penghambat terdiri dari hambatan teknis berupa
gangguan sinyal dan error pada aplikasi, hambatan semantik berupa istilah ilmiah
dalam hidroponik yang belum familiar, serta hambatan perilaku berupa interaksi
yang terbatas dan kehadiran distraksi karena melakukan aktivitas lain saat pelatihan
berlangsung. Pelatihan hidroponik daring oleh CV. Goodplant Indonesia pada masa
pandemi Covid-19 berjalan dengan efektif. Hal tersebut ditinjau dari aspek
kognitif, afektif, dan konatif. Namun demikian, pelatihan luring atau tatap muka
tetap menjadi preferensi utama bagi peserta.