;

Abstrak


Wacana Dialog Perkolong-Kolong dalam Upacara Tradisi Guro-Guro Aron di Desa Batu Karang, Sumatra Utara dan Pemanfaatannya pada Pembelajaran BIPA: Kajian Antropolinguistik


Oleh :
Dasa Oktaviani Br Ginting - S842202003 - Fak. KIP

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan dan menjelaskan struktur wacana dalam dialog Perkolong-kolong dalam acara guro-guro aron ditinjau dari teks dan konteks; 2) mendeskripsikan dan menjelaskan makna, nilai budaya, dan fungsi wacana Perkolong-kolong dalam acara guro-guro aron; 3) mendeskripsikan dan menjelaskan pemanfaatan wacana dialog Perkolong-kolong dalam upacara tradisi acara guro-guro aron terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing.

Bentuk penelitian ini bersifat deskriptif dan kualitatif dengan menggunakan pendekatan dalam perspektif antropolinguistik yang berkaitan antara bahasa dalam perspektif kebudayaan. Strategi penelitian ini menggunakan strategi etnografi dengan menggunakan pendekatan etnik. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan tiga teknik utama, observasi, wawancara dan dokumentasi. Validasi data dengan cara triangulasi dan teknik analisis data yang dilaksanakan dengan cara, pengumpulan data, reduksi data, display data, serta pemberian kesimpulan.

Disimpulkan temuan hasil pada penelitian ini: 1) wacana dialogg PKK memiliki teks dan konteks dalam serangkaian dialog percakapan yang terlaksana. Struktur formal mencakup dua komponen dasar yaitu struktur makro dan superstuktur. Struktur makro mencakup topik sentral yaitu topik religiusitas, topik sosial kemanusiaan, topik tata krama, dan topik kebudayaan. Temuan selanjutnya adalah superstruktur mencakup konstruk tiga bagian utama, yaitu bagian pendahuluan, isi dan skema penutup. 2) temuan pada bagian makna dianalisis secara semantik dengan dua kategori pemaknaan, yaitu makna eksplisit dan implisit. Nilai budaya mencakup unsur bahasa, religi, dan kesenian. Disisi lain, pada kajian fungsi ditemukannya dua fungsi utama pada dialog PKK yang berkaitan dengan fungsi filosofis dan fungsi pragmatis.3) wacana dialog PKK mampu dikembangkan menjadi suatu bahan ajar maupun materi ajar yang dapat digunakan sebagai suatu strategi dalam mengenalkan kebudayaan unik dan menumbuhkan minat pemelajar asing dalam mempelajari bahasa Indonesia.