Personal selling merupakan komunikasi antara penjual dan calon konsumen yang dilakukan secara tatap muka langsung dengan tujuan memperkenalkan produk, tanya jawab pertanyaan, dan memengaruhi calon konsumen sehingga dapat saling menguntungkan kedua belah pihak. Personal selling memungkinkan perusahaan untuk berkomunikasi secara langsung dan mempersuasi calon konsumen. Dengan menggunakan personal selling, perusahaan dapat meningkatkan penjualan. Sebagai satu-satunya badan hukum publik yang menyediakan jaminan sosial ketenagakerjaan bagi seluruh tenaga kerja di Indonesia, BPJS Ketenagakerjaan Klaten memerlukan personal selling untuk meningkatkan kepesertaan. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas personal selling yang dilakukan oleh BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Klaten dalam meningkatkan kepesertaan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis studi kasus dan menggunakan wawancara, observasi, serta studi dokumentasi untuk mengumpulkan data. Pemilihan informan dilakukan menggunakan teknik purposive sampling dengan melakukan wawancara kepada Kepala Bidang Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan Klaten dan Account Representative Khusus (ARK) BPJS Ketenagakerjaan Klaten. Peneliti menggunakan analisis data Miles dan Huberman. Validitas data menggunakan triangulasi sumber data. Penelitian ini menggunakan teori Personal Selling oleh Kotler dan Keller (2016). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ARK BPJS Ketenagakerjaan Klaten melakukan enam aktivitas utama atau tahapan personal selling, yaitu Memilih Calon Pelanggan (Prospecting & Qualifying), Pra-pendekatan (Preapproach), Presentasi dan Demonstrasi (Presentation and Demonstration), Mengatasi Keberatan (Overcoming Objections), Penutupan (Closing), Tindak Lanjut dan Pemeliharaan (Follow Up and Maintenance). ARK BPJS Ketenagakerjaan Klaten juga menggunakan tiga bentuk personal selling, yaitu Field Selling, Retail Selling, dan Executive Selling.
