;
Latar Belakang
Antibiotik telah menjadi salah satu pilihan terapi akne vulgaris (AV) sejak puluhan tahun yang lalu. Akan tetapi, penggunaan yang tidak sesuai menyebabkan timbulnya resistensi pada C. acnes yang merupakan bakteri penyebab AV. Doksisiklin dan eritromisin yang merupakan terapi antibiotik untuk AV juga telah menunjukkan peningkatan resistensi di berbagai belahan dunia, akan tetapi laporan terkait resistensi kedua jenis antibiotik tersebut di Indonesia masih terbatas.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan resistensi doksisiklin dan eritromisin terhadap C. acnes pada pasien AV derajat sedang-berat.
Metode
Penelitian cross-sectional ini melibatkan 31 subyek dengan AV derajat sedang-berat. Penelitian ini dilakukan pada periode Agustus-September 2023. Penilaian derajat keparahan AV menggunakan kriteria Global Acne Grading System (GAGS). Pada penelitian ini juga dilakukan analisis tambahan untuk menilai hubungan derajat keparahan AV dengan kejadian resistensi doksisiklin dan eritromisin terhadap C. acnes.
Hasil
Terdapat 31 subyek AV derajat sedang-berat yang diikutsertakan pada penelitian ini. Resistensi doksisiklin didapatkan sebesar 9,68?n eritromisin sebesar 22,58%. Penelitian ini juga menemukan adanya hubungan antara derajat keparahan AV dengan resistensi doksisiklin (p = 0,041) dan eritromisin (p = 0,021).
Kesimpulan
Angka resistensi eritromisin lebih tinggi dibandingkan doksisiklin pada C. acnes. Pada penelitian ini juga terdapat hubungan antara derajat keparahan dengan Tingkat resistensi doksisiklin dan eritromisin terhadap C. acnes pada akne vulgaris derajat sedang berat.