Abstrak


Pembuatan Serbuk Biopestisida dari Ekstrak Daun Bengkuang (Pachyrhizus erosus) untuk Membasmi Hama Kutu Kebul (Bemisia tabaci G.) pada Tanaman Terung (Solanum melongena L.)


Oleh :
Laila Silvy Fatmawati - V2620022 - Sekolah Vokasi

Penggunaan pestisida sintetis di Indonesia semakin marak karena dianggap efektif membunuh hama. Akan tetapi, pestisida sintetis meninggalkan banyak residu yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan pada manusia. Oleh sebab itu, diperlukan alternatif untuk mengurangi penggunaan pestisida sintetis yaitu dengan beralih menggunakan pestisida nabati yang ramah lingkungan. Salah satu alternatif yang dapat digunakan adalah serbuk biopestisida dari ekstrak daun bengkuang (Pachyrhizus erosus) sebagai pengendali hama kutu kebul. Daun bengkuang dapat dijadikan sebagai serbuk biopestisida karena mengandung senyawa aktif yang bersifat racun bagi kutu kebul, yaitu rotenon yang merupakan kelompok senyawa flavonoid. Selain itu, saat ini pemanfaatan tanaman bengkuang hanya pada umbinya saja, sedangkan sisa panennya berupa daun, batang, dan akar tidak dimanfaatkan. Oleh karena itu, penulis ingin memanfaatkan daun bengkuang yang belum memiliki daya guna dan masih jarang digunakan sebagai bahan baku pembuatan serbuk biopestisida.

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan serbuk biopestisida dari daun bengkuang dan untuk mengetahui pengaruh perbandingan serbuk daun bengkuang dengan pelarutnya yang efektif untuk membasmi hama kutu kebul. Metode pembuatan serbuk biopestisida ini terdiri dari 2 tahapan. Tahapan pertama yaitu pembuatan ekstrak daun bengkuang melalui proses maserasi selama 2 hari dengan pelarut etanol 96% (v : v). Perbandingan serbuk daun dan pelarutnya yaitu 40 g serbuk daun bengkuang dalam 500 mL etanol 96%, 60 g serbuk daun bengkuang dalam 500 mL etanol 96%, 80 g serbuk daun bengkuang dalam 500 mL etanol 96%, dan 100 g serbuk daun bengkuang dalam 500 mL etanol 96%. Kemudian dilakukan uji fitokimia berupa uji alkaloid, uji flavonoid, uji saponin, dan uji tanin.  Sedangkan tahapan kedua yaitu pengolahan ekstrak daun bengkuang menjadi serbuk biopestisida melalui proses enkapsulasi. Pembuatan serbuk biopestisida dilakukan melalui proses enkapsulasi yaitu mencampurkan masing-masing ekstrak dengan maltodekstrin menggunakan perbandingan berat ekstrak : maltodekstrin yaitu 1 : 2 (b : b). Prosedur analisis yang dilakukan yaitu uji efektivitas biopestisida terhadap kutu kebul.

Setelah dilakukan pengujian didapatkan hasil bahwa serbuk biopestisida yang efektif untuk membasmi hama kutu kebul adalah serbuk biopestisida dengan perbandingan 100 g serbuk daun bengkuang dalam 500 mL etanol 96?ngan dosis pelarutan 20 g serbuk biopestisida dalam 1 L air. Dibuktikan pada saat uji efektivitas mampu membunuh kutu kebul dengan persentase mortalitas mencapai 100% pada hari ke-3.