Latar Belakang: Penggunaan sulfonilurea (SU) ditemukan sebagai salah satu faktor yang berpotensi memengaruhi progresivitas diabetes mellitus tipe 2 (T2DM) menuju komplikasi gagal jantung. Mengetahui SU adalah salah satu obat antidiabetes (OAD) oral yang paling sering diberikan di Indonesia, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah hubungan antara penggunaan SU dan kejadian gagal jantung pada pasien T2DM juga ditemukan dalam praktek di Indonesia.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi kohort retrospektif menggunakan data rekam medis pasien terdiagnosis T2DM di RS UNS, Jawa Tengah dengan periode Mei 2018 s.d. Mei 2023. Sampel dibagi menjadi kelompok exposed bagi yang terdata diresepkan SU dan non-exposed bagi yang tidak. Analisis data menggunakan binary logistic regression dilakukan untuk melihat hubungan antara SU dan kejadian gagal jantung dengan mempertimbangkan komorbiditas pasien, seperti penyakit jantung koroner (PJK) dan hipertensi. Adjusted analysis juga dilakukan menggunakan usia dan jenis kelamin sampel.
Hasil: Terdapat 60 subjek dalam penelitian ini, dengan masing-masing kelompok exposed dan non-exposed sebanyak 30 orang. Rata-rata usia (standar deviasi) subjek adalah 60 (±9.330) tahun dan 55?rjenis kelamin pria. Kelompok exposed menunjukkan angka kejadian gagal jantung yang lebih tinggi dibandingkan non-exposed, yaitu 7 (23.2%) orang dibanding 1 (3.3%). SU yang paling banyak ditemukan adalah gliklazid (50%) dalam terapi kombinasi (73.3%). Hasil analisis multivariat menemukan hubungan yang signifikan antara penggunaan SU dengan kejadian gagal jantung dalam analisis unadjusted (p=0.027) dan adjusted (p=0.017) meskipun telah mempertimbangkan komordiditas PJK dan hipertensi.
Simpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan SU dan kejadian gagal jantung pada pasien T2DM di RS UNS.