;

Abstrak


Pengaruh Pemberian Ekstrak Kulit Pisang Raja (Musa acuminata) terhadap Parameter Obesitas pada Tikus Jantan Model Obesitas dengan Dislipidemia


Oleh :
Kezia Elian Devina - S532108021 - Sekolah Pascasarjana

Latar Belakang: Prevalensi obesitas terus meningkat dan merupakan faktor risiko sindrom metabolik seperti dislipidemia. Pengaturan diet dan aktivitas fisik sering gagal dilakukan. Konsumsi obat sintetik jangka panjang dapat menimbulkan efek samping. Senyawa aktif ekstrak kulit pisang kepok dapat menurunkan profil lipid pada mencit obesitas, namun belum terdapat penelitian pengaruh ekstrak kulit pisang raja terhadap profil lipid.
Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian ekstrak kulit pisang raja terhadap parameter obesitas pada tikus jantan model obesitas dengan dislipidemia.
Metode: Kandungan zat gizi dan fitokimia ekstrak kulit pisang raja (EKPR) dan kepok (EKPK) diuji dengan uji proksimat, High Performance Liquid Chromatography (HPLC), dan Liquid Chromatography-Mass Spectrometry (LC-MS). Penelitian in vivo dengan rancangan pre-posttests with control group untuk semua parameter obesitas kecuali massa lemak viseral dengan posttest only. Tiga puluh ekor tikus wistar jantan model obesitas dengan dislipidemia dibagi menjadi lima kelompok: kontrol negatif (K-) diberi pakan standar+aquades, kontrol positif (K+) diberi pakan standar+orlistat dosis 12,3 mg/kgBB/hari, dan perlakuan (P1-3) diberi pakan standar+EKPR dosis 200, 400, dan 800 mg/kgBB/hari selama 28 hari.
Hasil: Kandungan fitokimia EKPR dan EKPK: flavonoid, fenol, tanin, alkaloid, dan saponin. Kandungan serat kasar (0,11%), lemak (4,44%), dan karbohidrat (58,08%) EKPR lebih tinggi daripada EKPK. Konsentrasi quercetin EKPR: 0,338 mg/dL. Penurunan rerata BB signifikan antar kelompok tikus pada H14 dengan H28 intervensi. Rerata ∆ indeks Rohrer (-7,23±1,83 g/cm3) dan komposisi lemak tubuh (-6,77±1,70%) pada P3 menurun signifikan dibanding dengan K-. Rerata ∆ koleterol total (-8,85±19,65 mg/dL) dan K-LDL (-1,10±5,32 mg/dL) pada P1 menurun signifikan dibanding dengan K+. Peningkatan rerata K-HDL pada semua kelompok. Rerata massa lemak viseral terendah pada P3 dibanding kelompok lainnya. Kadar trigliserida tidak menurun pada P1, P2, dan P3 sedangkan aktivitas DPP4 meningkat pada semua kelompok.
Kesimpulan: Pemberian EKPR dosis 800 mg/kgBB/hari selama 28 hari menurunkan BB, indeks Rohrer, komposisi lemak tubuh, dan meningkatkan K-HDL pada tikus jantan model obesitas dengan dislipidemia, sedangkan dosis 200mg/kgBB/hari menurunakan koleterol total dan K-LDL. Massa lemak viseral tikus yang diberi EKPR lebih rendah dari kelompok kontrol. Pemberian EKPR tidak berpengaruh terhadap trigliserida dan aktivitas DPP4 pada tikus jantan model obesitas dengan dislipidemia.