Abstrak


EVALUASI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA PENDIDIKAN PANCASILA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK UNTUK MEMBENTUK DIMENSI BERNALAR KRITIS DI SMA BATIK 2 SURAKARTA


Oleh :
Rizqi Nurul Irfani - K6419062 - Fak. KIP

Rizqi Nurul Irfani. K6419062. Pembimbing I: Dr. Rusnaini, M.Si, Pembimbing II: Dr. Muhammad Hendri Nuryadi, S.Pd.,M.Sc. EVALUASI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA PENDIDIKAN PANCASILA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK UNTUK MEMBENTUK DIMENSI BERNALAR KRITIS DI SMA BATIK 2 SURAKARTA Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, November 2023

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menganalisis evaluasi penerapan dari model pembelajaran problem based learning pada Pendidikan Pancasila dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik guna membentuk dimensi bernalar kritis (2) Mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat dari penerapan dari model pembelajaran problem based learning pada Pendidikan Pancasila dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik guna membentuk dimensi bernalar kritis. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi deskriptif. Sumber data meliputi Informan (Guru Pendidikan Pancasila Kelas XI, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum), dokumen (ATP, Modul Ajar, dokumentasi kegiatan, dan daftar nilai peserta didik), dan peristiwa penerapan model pembelajaran problem based learning pada Pendidikan Pancasila. Teknik pengambilan sampel yang dipilih secara purposive sampling. Pengumpulan data dengan teknik wawancara terstruktur, analisis dokumen, dan observasi pasif. Teknik uji validitas yaitu triangulasi data dan metode. Analisis data yaitu dengan menggunakan model Miles dan Huberman (1992). Temuan dalam penelitian ini yang pertama, Penerapan ini terdiri dari dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan asesmen, refleksi dan tindak lanjut. Penerapan model pembelajaran problem based learning mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik yang dapat dilihat dari perolehan rata-rata setelah dilakukan asemsen sumatif menggunakan soal HOTS yaitu 88 pada kelas XI. Kemampuan berpikir kritis dan bernalar kritis memiliki keterkaitan antara indikator dan elemennya. Sehingga menjadi empat kemampuan sebagai berikut 1) memahami makna suatu permasalahan, 2) menemukan solusi yang terbaik, 3) menyampaikan gagasan secara logis, 4) dapat menilai pendapat orang lain, dan regulasi diri. Kedua terdapat faktor pendukung dan penghambatnya. Faktor pendukung meliputi: 1) Fasilitas dari sekolah mendukung; 2) adanya respon positif dari peserta didik; 3) kegiatan pembelajaran menggunakan kasus yang mengarah pada tumbuhnya Higher Order Thinking Skills (HOTS). Sementara untuk faktor penghambatnya yaitu faktor internal : 1) adanya rasa kurang percaya diri peserta didik dalam menyampaikan pendapat ata pemikirannya. 2) Kemampuan berpikir peserta didik yang berbeda-beda. Lalu untuk faktor penghambat 1) masalah alokasi waktu: terbatasnya alokasi waktu sehingga waktu belajar peserta didik berkurang