Abstrak
Nilai-nilai simbolik dalam prosesi ritual etnis China di kelenteng Tien Kok Sie Surakarta
Oleh :
Agung Prasetyo - S7007001 - Sekolah Pascasarjana
Kelenteng berfungsi sebagai lembaga. Kelenteng juga merupakan pusat keefektifan lembaga kaagamaan bagi keluarga besar umat Tri Dharma. Bagi etnis China Kelenteng di samping sebagai tempat untuk beribadah juga sebagai tempat untuk menyimpan benda-benda yang dianggap suci seperti misalnya sarana maupun prasarana ritual yang dimilikinya, benda ini sebagai tanda peringatan terhadap nenek moyang. Benda-benda tersebut selalu mendapat perawatan dan penghormatan dari anak keturunannya. Etnis China sangat erat hubungannya dengan perilaku penghormatan terhadap benda-benda suci seperti: bangunan, kelenteng, perlengkapan ritual dan beberapa bentuk hiasan atau ornamen yang mempunyai nilai spiritual. Benda-benda suci tersebut tidak terlepas dari elemen estetis, artistik, makna simbolik dan nilai yang terkandung di dalamnya sebagai refleksi nilai-nilai keagamaan maupun tindakan sosialnya. Berkesenian bagi etnis China merupakan instrumen bagi kehidupan rohani sebagaimana terlihat pada bentuk kelenteng beserta peralatan dan perlengkapan ritualnya.
Fokus permasalahan tesis ini adalah: Pertama, perwujudan sarana prasarana prosesi ritual yang terdapat pada kelenteng Tien Kok Sie. Kedua, nilai-nilai simbolik yang terkandung di dalam prosesi ritual di kelenteng Tien Kok Sie.
Penelitian ini bertujuan mendiskripsikan sebagian prosesi ritual, perwujudan sarana ritual dan menentukan muatan nilai-nilai simbolik yang terkandung di dalam
prosesi ritual di Kelenteng Tien Kok Sie Surakarta. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk mengisi atau memperkaya kelangkaan literatur tentang kebudayaan etnis China di Indonesia. Metode yang dipilih dalam penelitian ini adalah kualitatif diskriptif. Dengan mengandalkan kajian hermeneutik untuk menafsirkan berbagai temuan data dan maknanya. Sasaran penelitian adalah kelenteng Tien Kok Sie di Surakarta. Data dikumpulkan dengan wawancara mendalam, observasi langsung dan teknik cuplikan yang bersifat Purpusive Sampling dan Snow Ball Sampling. Kesahihan data diperoleh dengan cara melakukan Triangulasi dan cross check terhadap data yang diperoleh. Data dianalisis melalui tahapan (1) reduksi data, (2) penyajian data hasil reduksi, dan (3) verifikasi dan pengambilan simpulan.
Hasil analisis menunjukkan fakta-fakta sebagai berikut: Pertama, bentuk perwujudan sarana ritual di kelenteng Tien kok Sie yaitu berupa pisang emas, kueh ku, wajik, kue moho, aneka buah-buahan, minuman, hio, lilin, lampu minyak, dan bokor pedupaan, sedangkan prasarana berupa patung Dewa-Dewi. Kedua, masyarakat etnis China memiliki keyakinan kuat terhadap ritual-ritual yang dilakukan mempunyai nilai-nilai yaitu dapat memberi pencerahan dalam kehidupannya. Selanjutnya setiap simbol/ lambang yang ada di kelenteng diyakini mengandung norma-norma/ aturan-aturan yang mencerminkan nilai atau asumsi apa yang baik (nilai luhur), sehingga dapat dipakai sebagai pengendali sosial dan pedoman berperilaku bagi umatnya. Kelenteng mengandung nilai magis yaitu bahwa semua ritual yang dilaksanakan diyakini akan mendatangkan suatu pengaruh kuat yang berkenaan dengan kehidupan serta untuk lebih meningkatkan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Keseimbangan dan keselarasan diwujudkan dalam bentuk tata cara "kosmis religio magis" yakni dalam wujud "prosesi ritual" yang inti atau maknanya adalah keselamatan dan ketentraman. Selanjutnya diharapkan dapat membawa pertanda baik, mendatangkan berkah dan perlindungan bagi umat-umatnya. Secara filosofi, prosesi ritual mengandung nilai-nilai keselamatan dan kedamaian. Serta memiliki nilai-nilai keseimbangan dan keselarasan antara imanensi dan transendental, antara eksistensi individu dengan kekuasaan kaisar sebagai anak langit (Dewa), dalam mewujudkan keselamatan dan kedamaian yang abadi.