Abstrak


Museum Rumah Budaya Kratonan Sebagai Media Belajar dalam Menumbuhkan Kepekaan Sejarah Bagi Masyarakat Kota Surakarta


Oleh :
Allisya Syifa Istiana - K4419010 - Fak. KIP

Allisya Syifa Istiana. K4419010. Pembimbing I: Dr. Musa Pelu, M.Pd. Pembimbing II: Dadan Adi Kurniawan, S.Pd., M.A. MUSEUM RUMAH BUDAYA KRATONAN SEBAGAI MEDIA BELAJAR DALAM MENUMBUHKAN KEPEKAAN SEJARAH BAGI MASYARAKAT KOTA SURAKARTA. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Oktober 2023.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengelolaan Museum Rumah Budaya Kratonan (RBK) sebagai media belajar sejarah, (2) mengetahui upaya pihak pengelola Museum RBK dalam menumbuhkan kepekaan sejarah bagi masyarakat kota Surakarta, (3) mengetahui kendala yang dihadapi pihak pengelola Museum RBK dalam menumbuhkan kepekaan sejarah bagi masyarakat kota Surakarta, (4) mengetahui solusi yang ditempuh pihak pengelola Museum RBK dalam menumbuhkan kepekaan sejarah bagi Masyarakat kota Surakarta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari informan yaitu guru, mahasiswa, dan masyarakat umum dengan pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan analisis dokumen.

Teknik pengambilan sample melalui purposive sampling dan snowball sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Museum RBK merupakan museum swasta di bawah naungan pengelolaan Yayasan Warna Warni Indonesia milik Krisnina Maharani Akbar Tandjung. Pengelolaan Museum RBK mencakup pengelolaan dana, pengelolaan bangunan dan koleksi, serta pengelolaan media sosial, (2) Upaya yang ditempuh pengelola Museum RBK dalam menumbuhkan kepekaan sejarah dengan cara menyampaikan informasi kesejarahan melalui kegiatan seperti kunjungan galeri, diskusi, seminar online, serta melakukan kerjasama dengan sekolah, perguruan tinggi, dan komunitas sejarah. Selain itu, upaya yang ditempuh Museum RBK dengan cara menjalankan fungsi museum sebagai sarana wisata edukasi, sehingga Museum RBK dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dengan berbagai jenjang pendidikan. (3) Kendala yang dialami Museum RBK mencakup kendala utama dan kendala lain. Kendala utama yang dihadapi oleh Museum RBK adalah kurangnya tenaga ahli permuseuman seperti kurator, register, konservator, dan edukator. Sedangkan kendala lain mencakup pendanaan, lokasi, dan rendahnya kepekaan sejarah masyarakat. (4) Solusi yang ditempuh dengan memanfaatkan media sosial sebagai media informasi dan promosi, karena media sosial memiliki potensi besar dalam sebuah pemasaran digital. Pihak pengelola RBK mengadakan program giveaway berupa tiket kunjungan gratis ke Museum RBK, voucher diskon makan di Laras Resto dan buku. Selain itu, pihak pengelola Museum RBK mengadakan kegiatan diskusi kesejarahan.