;

Abstrak


REPRESENTASI EUFEMISME DAN DISFEMISME SEBAGAI STRATEGI KESANTUNAN DAN KETIDAKSANTUNAN BERTUTUR YOUTUBER CERITA KRIMINAL


Oleh :
Siti Aulia Umami - S112202007 - Fak. Ilmu Budaya

Penelitian ini mengkaji mengenai penggunaan bahasa dalam tuturan youtuber cerita kriminal. Fokus penelitian ini yaitu pada penggunaan ungkapan eufemisme dan disfemisme. Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan penggunaan bentuk dan fungsi ungkapan eufemisme-disfemisme yang digunakan youtuber cerita kriminal sebagai strategi kesantunan dan ketidaksantunan bertutur, serta fungsi struktur sosial yang hadir pada tuturan. Penelitian ini menggunakan teori Allan & Burridge (2006) dan Cao (2020) untuk mengetahui fungsi eufemisme dan disfemisme, serta teori strategi kesantunan Blum-Kulka (1982) dan Brown dan Levinson (1978).

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah ungkapan eufemisme dan disfemisme pada kronologi kriminal dengan topik pembunuhan yang bersumber dari kanal youtube @Nessie Judge, @Nadia Omara, dan @Korea Reomit. Data penelitian diperoleh melalui metode analisis isi konten dengan teknik simak dan catat. Analisis data pada penelitian ini menggunakan model analisis data interaktif Miles dan Huberman dengan tahapan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan.

Hasil analisis data penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk ungkapan eufemisme-disfemisme ketiga youtuber meliputi bentuk kata, frasa, dan klausa. Youtuber Nadia Omara lebih sering menggunakan ungkapan eufemisme lalu youtuber Nessie Judge dan Korea Reomit. Youtuber Korea Reomit lebih sering menggunakan ungkapan disfemisme dibanding dua youtuber lainnya.

Strategi kesantunan yang digunakan ketiga youtuber ketika menuturkan ungkapan eufemisme meliputi strategi bertutur tidak langsung (basa-basi), strategi penggunaan bahasa slang, dan strategi penggunaan bahasa asing atau ilmiah. Ketiga youtuber menggunakan strategi ketidaksantunan untuk mengungkapan tuturan disfemisme yang meliputi strategi bertutur langsung, penyebutan pelaku kejahatan dengan nama hewan, dan ungkapan mencemooh yang bertujuan untuk mengancam muka.

Terdapat persamaan dan perbedaan ungkapan eufemisme dan disfemisme ketiga youtuber. Hal tersebut disebabkan perbedaan latarbelakang sosial budaya, pendidikan, usia, dan gender. Perbedaan latarbelakang tersebut menyebabkan terbentuknya jarak sosial yang berfungsi sebagai kontrol sosial yang mengatur penggunaan gaya bahasa, pembentuk identitas sosial, pemberi peran, dan pemelihara hubungan sosial antara youtuber sebagai penutur dan penonton (subscriber) sebagai mitra tutur