;

Abstrak


ANALISIS JALUR DAN MULTILEVEL PENERAPAN INFORMATION MOTIVATION BEHAVIORAL SKILL MODELS TERHADAP PERILAKU PREVENTIF TERSIER LANSIA DIABETES MELITUS TIPE II


Oleh :
Alimah Ulfah Khairiyyah - S022208004 - Sekolah Pascasarjana

Alimah Ulfah Khairiyyah. S022208004. Analisis Jalur Dan Multilevel Penerapan Information Motivation Behaviour Skill Models Terhadap Perilaku Preventif Tersier Lansia Diabetes Melitus Tipe II. TESIS. Pembimbing I: Didik Gunawan Tamtomo. Pembimbing II: Bhisma Murti. Program Studi Kesehatan Masyarakat Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

 

Latar belakang : Diabetes adalah salah satu kondisi kesehatan yang penting bagi populasi lansia, sekitar seperempat orang di atas usia 65 tahun menderita diabetes. Komplikasi diabetes tipe 2 meningkatkan risiko kematian bagi penderitanya. Komplikasi dan kematian dari diabetes tipe 2 dapat dicegah dengan menerapkan perilaku preventif tersier. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan konstruk IMB Skill Models dengan perilaku preventif tersier lansia diabetes tipe 2 dan menganalisis pengaruh kontekstual Posyandu dan faktor lainnya terhadap perilaku preventif tersier lansia diabetes tipe 2.

 

Subjek dan Metode : Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional yang dilakukan di 25 posyandu di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah pada bulan Oktober hingga November 2023. Sampel terdiri dari 200 pasien usia lanjut dengan DM tipe II yang dipilih dengan metode stratified random sampling. Variabel dependen adalah perilaku preventif tersier. Variabel independen yang digunakan adalah informasi, motivasi, keterampilan perilaku, usia dan jenis kelamin. Pegumpulan data dilakukan dengan wawancara dan kuesioner. Data analisis menggunakan analisis regresi linear ganda multilevel dan analisis jalur pada stata 13.

 

Hasil : Perilaku preventif tersier berhubungan positif dengan motivasi (b=0.31; CI 95% = 0.01 hingga 0.61; p = 0.037), keterampilan perilaku (b=0.74; CI 95% = 0.43 hingga 1.05; p = 0.001). Perilaku preventif tersier berhubungan positif dengan informasi namun secara statistik tidak siginifikan (b=0.01; CI 95% = -0.30 hingga 0.32; p = 0.945). Perilaku preventif tersier berhubungan negatif dengan usia namun secara statistik tidak siginifikan (b=-0.04; CI 95% = -0.11 hingga 0.01; p = 0.168) dan jenis kelamin (b=-0.07; CI 95% = -0.98 hingga 0.83; p = 0.878). Posyandu mempunyai pengaruh kontekstual terhadap perilaku preventif tersier pada pasien usia lanjut dengan DM tipe 2 (ICC= 35.99%).

Kesimpulan: Perilaku preventif tersier pada pasien DM tipe II usia lanjut secara langsung dipengaruhi oleh informasi dan keterampilan perilaku. Perilaku preventif tersier secara tidak langsung dipengaruhi oleh informasi dan motivasi.  Perilaku preventif tersier pada pasien usia lanjut dengan DM tipe 2 meningkat dengan informasi yang baik, motivasi yang kuat dan keterampilan perilaku yang baik. Variasi pada level Posyandu memiliki efek kontekstual yang kuat pada perilaku preventif tersier pada lansia DM tipe 2.