Abstrak


Implementasi Fuzzy Failure Mode and Effect Analysis (Fuzzy FMEA) dalam Menganalisis Kegagalan pada Proses Printing dengan Pendekatan Sustainability


Oleh :
Fatimah Jihan - I0319035 - Fak. Teknik

Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih dan tingkat persaingan yang ketat, maka perusahaan dituntut untuk menciptakan produk yang berkualitas, dan meminimalkan produk cacat sehingga menjadikan kepercayaan konsumen tidak menurun terhadap produk yang telah dibuat dan beredar di masyarakat. Kontrol kualitas memiliki peran penting dalam perusahaan. Salah satunya dengan menunjukkan kualitas produk yang baik dan tidak mengabaikan kegagalan produk atau cacat produk. PT Batik Rahmawati memproduksi produknya dengan make to order harus memenuhi semua permintaan konsumen, sehingga konsumen tidak akan merasa kecewa. Oleh sebab itu, selama proses produksi berjalan, pihak dari perusahaan harus melakukan pengecekan terhadap produk yang akan dihasilkan agar mendapat kualitas yang sesuai dengan keinginan konsumen. Kegagalan pada proses Printing kebanyakan terjadi pada faktor ekonomi, sosial, dan lingkungan, maka dari itu penelitian ini menggunakan pendekatan sustainability yang mencakup tiga masalah yaitu people, planet, dan profit. Pendekatan sustainability pada Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) melibatkan integrasi pertimbangan lingkungan, sosial, ekonomi dalam proses identifikasi dan evaluasi potensi kegagalan suatu sistem atau produk. Dalam penelitian ini, FMEA diposisikan sebagai alat manajemen risiko yang menduku prinsip-prinsip sustainability.Penelitian ini menganalisis masalah yang dapat terjadi pada proses produksi PT Batik Rahmawati sehingga dapat dihasilkan suatu upaya pencegahan untuk meminimalisir terjadinya risiko serta kegagalan dalam produk tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Fuzzy Failure Mode and Effect Analysis (Fuzzy FMEA). Berdasarkan hasil pengolahan data, didapatkan Risk Priority Number tertinggi terdapat pada failure mode “Kekurangan Tenaga Kerja/Ahli” dengan nilai 343, dan Fuzzy Risk Priority Number tertinggi terdapat pada failure mode “Operator Tidak Teliti” dengan nilai 575.