Rendahnya Pengungkapan Emisi Karbon (Carbon Emission Disclosure) di negara anggota Group of Twenty (G20) dan tingginya emisi karbon atas aktivitas industri sebagai penyebab kerusakan lingkungan menjadi alasan pentingnya dilakukan penelitian ini. Menurut tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) ke-13, pengungkapan emisi karbon sangat penting untuk meningkatkan reputasi dan keberlanjutan bisnis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan bukti empiris pengaruh Pengalaman Menjabat Posisi Tertinggi di Perusahaan, Kepemilikan Saham Karyawan (Employee Stock Ownership), Konsentrasi Kepemilikan, Pelanggaran Lingkungan, Rasio Beban Bunga (Interest Expense Ratio), dan Diversifikasi Internasional terhadap Pengungkapan Emisi Karbon (Carbon Emission Disclosure).
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari laporan tahunan top ten perusahaan manufaktur di seluruh negara G20 dari tahun 2020 sampai dengan 2021. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik sampling jenuh dengan jumlah data sebanyak 400 perusahaan. Data penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis regresi data panel.
Hasil penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa Rasio Beban Bunga (Interest Expense Ratio) tidak mempengaruhi Pengungkapan Emisi Karbon (Carbon Emission Disclosure). Pengalaman Menjabat Posisi Tertinggi di Perusahaan, Kepemilikan Saham Karyawan (Employee Stock Ownership), Konsentrasi Kepemilikan, dan Diversifikasi Internasional berpengaruh positif terhadap Pengungkapan Emisi Karbon (Carbon Emission Disclosure), akan tetapi Pelanggaran Lingkungan berpengaruh negatif. Hasil uji regresi dengan sampel negara maju dan berkembang menunjukkan perbedaan. Hasil uji anova menunjukkan bahwa terdapat perbedaan Pengungkapan Emisi Karbon (Carbon Emission Disclosure) pada tahun 2020 dan 2021, per negara, dan pengujian Negara maju dan berkembang. Indeks pengungkapan sebagai acuan untuk menilai proses Pengungkapan Emisi Karbon (Carbon Emission Disclosure) yang dilakukan perusahaan manufaktur di negara G20.
