Abstrak


Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Cyber Extension Oleh Penyuluh Pertanian di Kabupaten Klaten


Oleh :
Ratnaduhita Imtinan Fitri - H0416056 - Fak. Pertanian

Teknologi informasi terbukti telah memberikan dampak pada kualitas dan kuantitas produksi dari petani. Penyuluh sebagai perantara antara pemerintah dan petani, secara tidak langsung mengharuskan penyuluh untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi dan informasi global melalui pemanfaatan TIK. Berdasarkan UU No. 16 Tahun 2006 Pasal 4B, Pasal 15 ayat 1C dan ayat 1E membuat Kementerian Pertanian RI menyediakan media penyuluhan mengenai segala informasi tentang pertanian yang dikenal dengan nama cyber extension  (http://cybex.deptan.go.id/ ). Namun ternyata, masih ditemukan kendala yang dihadapi oleh penyuluh pertanian seperti masih rendahnya pemanfaatan cyber extension, admin cybex yang kurang mampu mengoperasikan cyber extension, dan rendahnya ketrampilan dan kemauan penyuluh untuk menulis materi penyuluhan. Pentingnya peran penyuluh di era globalisasi ini, menuntut diperlukannya penelitian yang lebih mendalam dan komprehensif terhadap sejauh mana pemanfaatan cyber extension di kalangan penyuluh pertanian, dan faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan pemanfaatan cyber extension.

Penelitian ini bertujuan: 1) menganalisis karakteristik individu dan faktor lingkungan dalam pemanfaatan cyber extension oleh penyuluh pertanian di Kabupaten Klaten, 2) menganalisis tingkat pemanfaatan cyber extension yang digunakan oleh penyuluh pertanian di Kabupaten Klaten, 3) menganalisis hubungan karakteristik individu dan faktor lingkungan dengan pemanfaatan cyber extension yang digunakan oleh penyuluh pertanian di Kabupaten Klaten. Penelitian menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode survei. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling sebanyak 63 responden. Analisis data menggunakan analisis korelasi rank spearman dengan SPSS Statistics 22. Hasil penelitian menunjukan bahwa umur responden mayoritas berada pada umur 40-50 tahun, tingkat pendidikan formal didominasi lulusan sarjana, status kepegawaian didominasi PNS, pengalaman kerja sebagai penyuluh selama 22-32 tahun, dan mayoritas penyuluh menggunakan satu dan dua perangkat digital yaitu smarthphone dan laptop. Ketersediaan sarana mengakses internet sudah termasuk tinggi dan kesempatan dalam mengikuti pelatihan mayoritas baru pernah sekali dalam mengikuti pelatihan. Tingkat pemanfaatan cyber extension oleh penyuluh pertanian tergolong tinggi (68,25%). Umur, status kepegawaian serta pengalaman kerja berhubungan dengan pemanfaatan cyber extension, adapun tingkat
pendidikan, kepemilikan perangkat digital, ketersediaan sarana internet dan kesempatan mengikuti pelatihan tidak berhubungan dengan pemanfaatan cyber extension.