;

Abstrak


Hubungan Kadar Asprosin Serum Terhadap Kejadian Sindrom Metabolik


Oleh :
Evy Tri Jayanti - S972008002 - Fak. Kedokteran

Pendahuluan: Sindrom metabolik (SM) adalah kondisi dengan gangguan metabolisme tubuh . Faktor risiko SM dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, body mass index (BMI), dan rasio kolesterol low density lipoprotein (LDL)/high density lipoprotein (HDL). Asprosin adalah protein hormon yang disekresi oleh white adipocyte tissue dan menstimulasi stres oksidatif serta proinflamasi mempengaruhi perubahan metabolism tubuh yang memicu terjadinya SM.
Tujuan: Menganalisis hubungan kadar asprosin serum, usia, jenis kelamin, BMI, dan rasio kolesterol LDL/HDL terhadap kejadian SM.
Metode: Penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional di Rumah Sakit Umum Dr. Moewardi (RSDM) di Surakarta pada bulan November-Desember 2023 pada 85 subjek secara konsekutif sampling. Populasi berdasarkan kriteria inklusi. Pemeriksaan asprosin menggunakan alat Rayto RT-2100 dengan metode enzyme linked immunosorbent assay (ELISA), sedangkan glukosa, trigliserida (TG), kolesterol LDL, dan kolesterol HDL menggunakan alat Backman DxC 700. Uji statistik menggunakan Kolmogorov Smirnov, dilanjutkan analisis bivariat dan multivariat.
Hasil: Terdapat perbedaan signifikan antara kelompok SM dan non SM pada variabel usia, rasio kolesterol LDL/HDL, dan asprosin. Nilai rerata kadar asprosin serum 11,74 ng/mL. Hasil analisis multivariat pada variabel asprosin (prevalence rate [PR]=9,58; interval kepercayaan [IK] 95%=2,45-37,44; p=0,001), usia (PR=4,82; IK 95%=1,10-21,04;p=0,037) dan rasio kolesterol LDL/HDL (PR=7,03; IK 95%= 1,89-26,13; p=0,004) dapat dijadikan prediktor independen terhadap kejadian SM.
Simpulan: Terdapat hubungan kadar asprosin serum, usia dan rasio kolesterol LDL/HDL terhadap kejadian SM, sedangkan kajian  terhadap jenis kelamin, dan BMI tidak didapatkan hubungan terhadap kejadian SM. Perlu penelitian lanjutan dengan desain penelitian cohort prospektif sebelum dan sesudah terjadi SM.