Abstrak


Analisis Tataniaga Susu Sapi di Kabupaten Sleman


Oleh :
Imanuel Wahyu Wijaya - H0817043 - Fak. Pertanian

Persediaan susu sapi dalam negeri dari tahun 2017-2021 hanya mampu memenuhi kisaran 22,7% kebutuhan susu sapi di Indonesia, sedangkan sisanya sekitar 77,3% masih dipenuhi dengan mengimpor susu sapi dari luar negeri (Ditjenpkh, 2021). Kondisi tersebut membuat susu sapi menjadi sangat prospektif. Kabupaten Sleman memenuhi sebesar 97% total produksi susu sapi di Prov. DIY setiap tahunnya. Daerah Kabupaten Sleman sangat cocok untuk mengembangkan peternakan sapi perah, karena merupakan dataran tinggi akan tetapi daerah tersebut bukan daerah padat penduduk sehingga susu perlu untuk di distribusikan kepada konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui banyaknya saluran tataniaga, biaya pemasaran, keuntungan pemasaran, farmer’s share, dan tingkat efisiensi dari stiap saluran. Metode dasar penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Lokasi penelitian yaitu Kabupaten Sleman karena menjadi kabupaten penghasil susu sapi terbanyak di Provinsi DIY. Penelitian ini menggunakan data sekunder. Analisi data yang digunakan adalah deskriptif analisis. Hasil analisis menunjukkan bahwa: Terdapat sepuluh pola saluran tataniaga susu sapi di Kabupaten sleman. Dari sepuluh saluran tataniaga susu sapi di Kabupaten Sleman terdapat delapan saluran yang efisien dan dua tidak efisien. Biaya pemasaran terbesar pada saluran 5 yaitu sebesar Rp 5.150 sedangkan biaya pemasaran terkecil pada saluran 6 yaitu sebesar Rp 450. Keuntungan pemasaran paling besar pada saluran 3 yaitu sebesar Rp 4.050 dan keuntungan pemasaran paling kecil pada saluran 8 sebesar Rp 400. Margin pemasaran di Kabuaten Sleman terbesar terdapat di saluran 5 sebesar Rp 7.700 dan terkecil pada saluran 8 sebesar Rp 1.000. Saluran tataniaga susu sapi paling efisien terdapat pada saluran 8 dimana dari peternak sapi perah, susu di setor ke koperasi lalu ke IPS (Industri Pengolahan Susu) Susu Kefir, dimana selain melalui satu perantara, margin pemasarannya rendah, karena keuntungan pemasaran yang diambil sedikit.