;
Tujuan
Untuk mengetahui hubungan laju jantung istirahat pasca pemberian uptitrasi cepat penyekat beta dosis optimal terhadap kematian dan rehospitalisasi pada pasien gagal jantung dengan fraksi ejeksi menurun berdasar registri CORE-HF.
Metode
Penelitian ini berdesain observasional analitik retrospektif berbasis registri CORE-HF. Sebanyak 424 pasien gagal jantung dengan fraksi ejeksi menurun dibagi menjadi empat kelompok berdasarkan laju jantung pasca uptitrasi cepat penyekat beta: ≤ 50 bpm, 51-60 bpm, 61-70 bpm, ≥71 bpm. Dilakukan uji banding kelompok terhadap kematian dan rehospitalisasi dalam 12 bulan. Dilakukan analisis kesintasan kematian dan rehospitalisasi menggunakan kurva kaplan-meier dan uji log rank. Dilakukan pengukuran koefisien korelasi dan penghitungan hazard ratio antara kelompok laju jatung terhadap kematian. Hasil dianggap bermakna secara statistik bila nilai p <0>
Hasil
Terdapat hubungan signifikan antara kelompok laju jantung istirahat terhadap kematian dengan angka terendah pada kelompok 51-60 bpm (5.2%) dan ketahanan hidup terendah terdapat pada kelompok ≥ 71 bpm (p <0 xss=removed>hazard ratio kesintassan terhadap kematian akibat seluruh penyebab, kelompok laju jantung 51-60 bpm dan 61-70bpm memiliki efek proteksi yang bermakna (p <0 p=0.393),>
Kesimpulan
Terdapat hubungan yang lemah namun secara statistik signifikan antara laju jantung istirahat pasca pemberian uptitrasi cepat penyekat beta dosis optimal terhadap kematian namun tidak signifikan terhadap rehospitalisasi pada pasien gagal jantung dengan fraksi ejeksi menurun berdasar registri CORE-HF. Laju jantung istirahat optimal yang disarankan sebagai target adalah 51-60 bpm.