Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas
pangan di Indonesia yang cukup popular. Produktivitas jagung manis di Indonesia
masih pada tingkat 8,31 ton per hektar dengan potensi produksi yaitu 16-18 ton
per hektar. Upaya meningkatkan produksi terus ditingkatkan, salah satunya
dengan melakukan budidaya tanpa olah tanah (TOT). Budidaya TOT mampu
meminimalisir biaya produksi serta mempersingkat waktu penanaman karena
melewati proses pengolahan tanah. Pertumbuhan dan hasil jagung juga
dipengaruhi oleh penyerapan pupuk pada tanah oleh tanaman. Pemberian pupuk
NPK pada tanaman jagung kerap dilakukan tanpa memperhatikan metode
pengaplikasian yang sesuai sehingga nutrisi belum tersalurkan dengan optimal.
Pemberian pupuk yang tepat dapat membantu tanaman untuk tumbuh dengan
baik sehingga hasil yang diperoleh dapat meningkat.
Penelitian ini berlangsung pada bulan Maret sampai dengan bulan Juni
2022. Lokasi penelitian bertempat di Palur, Kecamatan Jaten, Kabupaten
Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah. Rancangan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah rancangan acak kelompok lengkap (RAKL) dengan 6
kombinasi perlakuan, yaitu O1P1 (tanpa olah tanah + aplikasi pupuk disebar),
O1P2 (tanpa olah tanah + aplikasi pupuk dikocor), O1P3 (tanpa olah tanah +
aplikasi pupuk ditugal). O2P1 (olah tanah sempurna + aplikasi pupuk disebar).
O2P2 (olah tanah sempurna + aplikasi pupuk dikocor), dan O2P3 (olah tanah
sempurna + aplikasi pupuk ditugal). Variabel yang diamati meliputi tinggi tanaman,
jumlah daun, diameter batang, bobot brangkasan segar, bobot brangkasan kering,
bobot tongkol berkelobot dan bobot tongkol tanpa kelobot. Analisis data
menggunakan analisis ragam dan jika terdapat pengaruh yang berbeda nyata
dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) taraf 5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara
perlakuan cara olah tanah dengan aplikasi pupuk. Olah tanah sempurna
memberikan hasil pertumbuhan 8,96% lebih baik dibandingkan perlakuan tanpa
olah tanah dilihat dari bobot kering serta hasil lebih tinggi 19,88% dilihat dari bobot
tongkol tanpa kelobot. Aplikasi pupuk ditugal memberikan hasil pertumbuhan
8,77% lebih tinggi berdasarkan bobot keringnya dan hasil lebih tinggi 10,12%
dilihat dari bobot tanpa kelobot.