Abstrak


Hubungan Antara Tingkat Kontrol Asma dengan Risiko Terjadinya OSA di Rumah Sakit Umum Pusat Surakarta


Oleh :
Nadhifa Mulia Anugerah Supoyo - G0020163 - Fak. Kedokteran

Latar belakang: Asma merupakan inflamasi kronis saluran pernapasan yang masih menjadi masalah kesehatan global dan dapat terjadi pada semua kelompok umur. Tingkat keparahan dan risiko akibat asma dapat dikendalikan dengan melakukan kontrol asma yang baik. Asma yang tidak tekontrol akan memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami Obstructive Sleep Apnea (OSA). OSA adalah gangguan tidur yang ditandai dengan adanya episode kolapsnya jalan napas atas secara berulang. Terjadinya asma dan OSA secara bersamaan dapat memberikan dampak buruk bagi penanganan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat kontrol asma dengan risiko terjadinya OSA di RSUP Surakarta.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian  observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian ini adalah pasien asma di Poliklinik Paru RSUP Surakarta bulan Desember yang memenuhi kriteria. Pengukuran tingkat kontrol asma menggunakan kuesioner Asthma Control Test (ACT), sedangkan tingkat risiko terjadinya OSA diukur menggunakan kuesioner Berlin. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis menggunakan uji regresi logistik ordinal dengan tambahan variabel berupa usia, jenis kelamin, dan status merokok.

Hasil: Jumlah subjek penelitian ini adalah 52 orang. Pada uji regresi logistik ordinal didapatkan bahwa asma yang sangat tidak terkontrol (skor ACT =  5-15) berpeluang 1,361 kali lebih besar untuk memiliki risiko OSA yang tinggi, meskipun tidak signifikan secara statistik (p = 0,737; OR = 1,361). Hubungan antara asma yang terkontrol sebagian (skor ACT = 16-19) dengan risiko terjadinya OSA memiliki nilai  p = 0,226 dan OR = 0,206 yang berarti tidak signifikan.

Simpulan: Tidak didapatkan hubungan yang signifikan antara tingkat kontrol asma dengan risiko terjadinya OSA di RSUP Surakarta.