Abstrak


Ketidaksantunan Berbahasa dalam Video YouTube


Oleh :
Audrey Cahya Zephyrina - B0219011 - Fak. Ilmu Budaya

Fenomena kebahasaan mengenai ketidaksantunan sering terlihat di masyarakat. Penggunaan kata tidak santun dapat ditemui dalam media sosial yang dapat diakses siapa saja, salah satunya dalam tayangan gelar wicara. Penelitian ini menguraikan tentang ketidaksantunan berbahasa dalam video gelar wicara di kanal Youtube Vindes. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan strategi ketidaksantunan yang terdapat dalam video gelar wicara di kanal Youtube Vindes dan (2) mendeskripsikan respons terhadap ketidaksantunan yang digunakan dalam video gelar wicara di kanal Youtube Vindes. Metode penelitian kualitatif adalah metode yang digunakan dalam penelitian ini. Data dalam penelitian ini berupa dialog yang di dalamnya terdapat tuturan yang mengandung strategi ketidaksantunan dan respons terhadap ketidaksantunan yang terdapat dalam video gelar wicara di kanal Youtube Vindes. Sumber data penelitian ini adalah video gelar wicara di kanal Youtube Vindes. Metode penyediaan data penelitian ini menggunakan metode simak dengan teknik catat. Data yang telah dikumpulkan kemudian diklasifikasikan dan dianalisis menggunakan metode kontekstual. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teori ketidaksantunan menurut Culpeper (1996). Metode penyajian hasil analisis data penelitian ini dilakukan dengan teknik penyajian informal. Hasil analisis data penelitian ini menunjukkan adanya (1) empat strategi ketidaksantunan dalam video gelar wicara di kanal Youtube Vindes yakni, strategi ketidaksantunan secara langsung (bald on record impoliteness), strategi ketidaksantunan positif (positive impolitenes), strategi ketidaksantunan negatif (negative impoliteness), dan strategi kesantunan semu atau sarkasme (mock politeness). Strategi ketidaksantunan negatif meliputi (i) mengejek, (ii) merendahkan, (iii) menakut-nakuti, dan (iv) mengaitkan mitra tutur dengan aspek negatif. Strategi ketidaksantunan positif meliputi (i) membuat mitra tutur tidak nyaman, (ii) penggunaan sebutan tidak pantas, (iii) menggunakan bahasa tabu atau bahasa kasar, (iv) menunjukkan ketidaktertarikan atau ketidakpedulian, dan (v) mengabaikan orang lain. Selanjutnya, (2) ditemukan respons terhadap ketidaksantunan berupa respons melawan dengan strategi ofensif-ofensif, strategi ofensif-defensif, dan respons menerima.