Abstrak


HUBUNGAN ANTARA EMISI KARBON DIOKSIDA, PERTUMBUHAN EKONOMI, ENERGI TERBARUKAN, DAN PARTISIPASI ANGKATAN KERJA PADA NEGARA ANGGOTA BRICS


Oleh :
Aprieliandro Fendicha Putra - F0120028 - Fak. Ekonomi dan Bisnis

Menurut studi yang dilakukan oleh Centre for Research on Energy and Clean Air (CREA) dan Greenpeace Asia Tenggara, polusi udara disebabkan sebagian besar oleh penggunaan bahan bakar fosil emisi global mencapai 3,3?ri PDB global, atau 8 juta dolar per hari, dan dampak ekonomi dari polusi udara termasuk konsentrasi polusi, kepadatan populasi, dan biaya perawatan kesehatan. Penelitian ini menggunakan model panel autoregressive distribution lag (ARDL) untuk mengevaluasi hubungan antara konsumsi energi dan emisi karbon negara-negara BRICS. Tujuan dari studi ini adalah untuk membantu mengembangkan kebijakan dan strategi energi yang efektif untuk negara-negara BRICS selama periode transisi. Penelitian ini menguji orde integrasinya dengan menggunakan uji ADF sebelum menerapkan metodologi ARDL untuk memastikan bahwa semua variabel tidak terintegrasi pada I(2). Oleh karena itu, penelitian ini dapat dilakukan dengan metodologi ARDL untuk mengidentifikasi apakah ada hubungan jangka panjang antara variabel. Hasil analisis Panel ARDL menunjukkan bahwa negara-negara BRICS, terutama Brasil, India, dan Afrika Selatan, memiliki pengaruh yang signifikan dari variabel ekonomi seperti GDP, GDP2, REC, dan LFP terhadap tingkat perubahan emisi CO2. Penemuan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menekankan bahwa pertumbuhan ekonomi dan partisipasi angkatan kerja memiliki dampak terhadap emisi CO2. Meskipun demikian, Rusia hanya dipengaruhi oleh variabel GDP, sedangkan Tingkat emisi CO2 di Cina dipengaruhi variabel GDP2 dan REC. Studi ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan EKC dalam jangka pendek dan jangka Panjang. Hasil menunjukkan adanya pola kurva kuznet, hal tersebut menunjukkan bahwa pada satu titik, pertumbuhan ekonomi dapat berdampak positif terhadap pengurangan emisi CO2.