;
Penelitian ini bertujuan, untuk mengetahui (1) pengaruh metode
pembelajaran story telling berbantuan video dan role play terhadap keterampilan
berbicara Bahasa Indonesia, (2) pengaruh percaya diri tinggi dan rendah terhadap
keterampilan berbicara Bahasa Indonesia, (3) interaksi antara metode pembelajaran
story telling berbantuan video dan role play, dengan percaya diri tinggi dan rendah
peserta didik terhadap keterampilan berbicara Bahasa Indonesia.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan
bentuk studi eksperimen. Sampel pada penelitian ini yaitu 90 peserta didik kelas V,
23 anak dari SDN Bedoro 4, 21 dari SDN Toyogo 1, 22 dari SDN Gringging 4, dan
24 dari SDN Sambungmacan 2. Teknik pengumpulan data menggunakan penilaian
keterampilan berbicara, angket percaya diri, dan lembar observasi. Instrumen
penilaian menggunakan uji validitas internal (pakar) dan uji validitas eksternal
(product momen). Analisis data dilakukan melalui analisis deskriptif dan inferensial.
Uji hipotesis menggunakan rumus Anava Dua Jalan dengan Sel Tak Sama.
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa (1) peserta didik yang diajar melalui
metode pembelajaran story telling berbantuan video memiliki nilai keterampilan
berbicara 81,68, dan yang diajar menggunakan metode role play memiliki nilai
keterampilan berbicara 69,36, (2) peserta didik yang memiliki percaya diri tinggi
memiliki nilai keterampilan berbicara 80,26, dan yang memiliki percaya diri rendah
memiliki nilai keterampilan berbicara 70,78, (3) metode pembelajaran story telling
berbantuan video dan role play, dengan percaya diri tinggi dan rendah memiliki
pengaruhnya masing-masing terhadap keterampilan berbicara. Simpulan pada
penelitian ini, yaitu (1) ada pengaruh metode pembelajaran story telling berbantuan
video dan role play terhadap keterampilan berbicara Bahasa Indonesia, metode
pembelajaran story telling berbantuan video lebih baik dibandingkan dengan role
play, (2) ada pengaruh percaya diri tinggi dan rendah terhadap keterampilan
berbicara Bahasa Indonesia, peserta didik yang memiliki percaya diri tinggi lebih
baik dibandingkan yang memiliki percaya diri rendah, (3) tidak ada interaksi antara
metode pembelajaran story telling berbantuan video dan role play, dengan rasa
percaya diri ringgi dan rendah terhadap keterampilan berbicara Bahasa Indonesia.