Penelitian ini mengembangkan model optimasi closed loop supply chain multi echelon dengan mempertimbangkan proses refurbish, recyle, dan kebijakan emisi karbon. Fungsi tujuan dari model yang dikembangkan adalah meminimalkan total pengeluaran biaya yang terdiri dari total biaya pembelian part pada supplier part, total biaya pembelian raw material dari supplier raw material, total biaya forwad loop yang terdiri dari biaya pengiriman dan biaya proses yang terjadi pada manufacture, assembly center, dan retailer, total biaya reverse loop yang terdiri biaya pengiriman dan biaya proses yang terjadi pada collection center, refurbish center, recyle center, dan dispose. Untuk variabel keputusannya meliputi kuantitas raw material yang dipesan dari supplier raw material, kuantitas part yang dipesan dari supplier part, dan kuantitas raw material, part, produk yang dikirim dari satu fasilitas ke fasilitas lainnya, dan tota biaya akibat dari carbon tax yang dihasilkan. Contoh numerik diberikan sebagai penggambaran hasil dari model yang dikembangkan. Pencarian solusi optimal diselesaikan dengan bantuan perangkat lunak Lingo 18.0. Berdasarkan perhitungan, diperoleh total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 47.783.670.172,30. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa fungsi tujuan sensitif terhadap perubahan parameter tingkat produk balik, tingkat refurbish, tingkat recyle serta penggunaan carbon tax dan juga selisih nilai pada carbon cap yang berlebih dan juga kurang.
