Abstrak


Pengumuman Pemecahan Saham: Abnormal Return dan Determinannya (Studi Kasus pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-2023)


Oleh :
Muhammad Nabil Naufal - F0219094 - Fak. Ekonomi dan Bisnis

Pada tahun 2016 hingga 2023, pasar modal di Indonesia mengalami ledakan jumlah investor yang sangat eksplosif. Ledakan tersebut menciptakan figur yang fantastis, yakni jumlah investor pada 2022 sudah meningkat hampir 24 kali lipat dibandingkan 2015, sehingga dapat diketahui bahwa hampir 96% investor baru mulai berinvestasi setelah 2016. Namun, survei OJK menunjukkan bahwa ternyata ledakan inklusi tersebut tidak diiringi dengan peningkatan literasi yang seimbang, bahkan cenderung menurun. Dengan kondisi seperti itu, akan sangat menarik untuk menganalisis reaksi pasar terhadap berbagai kebijakan yang sering dilakukan perusahaan, terlebih stock-split dengan sifat paradoksnya. Atas dasar-dasar tersebut, menggunakan metode event-study, penelitian ini menganalisis reaksi pasar modal yang mengalami ledakan investor tersebut terhadap pengumuman stock-split. Hasilnya, meskipun tetap sejalan dengan studi-studi terdahulu yang menemukan return positif sesaat setelah pengumuman (t hingga t+1, selanjutnya disebut Periode A), penelitian ini juga menangkap pola rebound berupa jatuhnya harga saham beberapa hari setelahnya (t+6 hingga t+9, Periode B). Tidak berhenti di situ, dengan menggunakan teori-teori populer terkait stock-split, penelitian ini juga menganalisis determinan-determinan yang mempengaruhi reaksi pasar saat kedua periode tersebut. Hasilnya, saat periode A, emiten dengan estimasi harga pasca split yang rendah (dengan mempertimbangkan ukuran perusahaan untuk emiten dengan kapitalisasi lebih dari Rp 10 triliun) dan memiliki informasi positif yang belum ditangkap pasar diestimasikan mendapat return yang maksimal. Adapun, saat periode B, emiten dengan estimasi harga pasca split yang rendah (dengan mempertimbangkan ukuran perusahaan untuk emiten dengan kapitalisasi lebih dari Rp 10 triliun) dan sebelumnya memiliki likuiditas buruk serta minim diperdagangkan diestimasikan dapat terhindari dari pola jatuhnya harga saham. Selain aspek-aspek internal tersebut, reaksi pada Periode B juga dipengaruhi oleh volatilitas pasar.