Abstrak
Lakon wayang sawitri sanggit ki nartosabdo produksi kusuma record tahun 2005 rekaman ke 041 (tinjauan hermeneutik)
Oleh :
Aris Aryanto - C0105009 - Fak. Sastra dan Seni Rupa
LAKON WAYANG SAWITRI SANGGIT KI NARTOSABDO PRODUKSI KUSUMA RECORD TAHUN 2005 REKAMAN KE 041(Tinjauan Hermeneutik)
ABSTRAK
2009. Skripsi: Jurusan Sastra Daerah Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu (1) Bagaimanakah tafsir terhadap kondisi batin Ki Nartosabdo yang terefleksi dalam pertunjukan lakon Wayang Sawitri? (2) Nilai filosofis apa yang terdapat dalam dialog antara Dewi Sawitri dengan Yamadipati? (3) Konflik apa yang dibangun Ki Nartosabdo dalam mewarnai kehebatan sanggitnya?
Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) Mengungkap tafsir terhadap struktur batin Ki Nartosabdo yang terefleksi dari kisah Lakon Wayang Sawitri ke dalam pertunjukan. (2) Mendeskripsikan nilai filosofis yang terdapat dalam dialog antara Dewi Sawitri dengan Yamadipati. (3) Mendeskripsikan konflik yang dibangun Ki Nartosabdo dalam mewarnai kehebatan sanggitnya.
Penelitian ini menggunakan tinjauan hermeneutik. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Strategi yang digunakan adalah studi kasus tunggal. Sumber data yang digunakan adalah rekaman kaset Lakon Wayang Sawitri Sanggit Ki Nartosabdo Produksi Kusuma Record Tahun 2005 Rekaman ke 041. Data primer dalam penelitian ini adalah unsur struktural Lakon Wayang Sawitri Sanggit Ki Nartosabdo Produksi Kusuma Record Tahun 2005 Rekaman ke 041. Data skunder dalam penelitian ini adalah buku-buku, majalah-majalah, artikel-artikel dan referensi-referensi lain yang relevan dengan data penelitian. Teknik pengumpulan data dengan analisis isi (content analysys) dan hasil wawancara.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan: (1) Secara psikologi, hal tersebut menyiratkan dan menyuratkan bahwa pertama, Ki Nartosabdo dalam masa pencarian sosok wanita dambaan hati dan sekaligus menyindir kepada para wanita; kedua, dalam lubuk hati yang paling dalam, Ki Nartosabdo adalah pelaku agama rasa. Bila dikomparasikan dengan filsafat Barat, karya-karya Ki Nartosabdo termasuk dalam karya seni ekspresif dengan filsafat kosmologinya. (2) Dalam dialog antara Dewi Sawitri dengan Yamadipati mengungkapkan tentang nilai-nilai keutamaan pemimpin; berbudi bawa leksana (menepati janji) atau sering kita dengar ” Sabda brahmana raja tan kena wola-wali” . Makna lain yang tersirat adalah besarnya daya upaya ternyata mampu merubah jalannya takdir kehidupan (gedhening wiradat bisa ngendhih tekane kodrat). (3) Dalam cerita ini, pertama; ditemukan adanya miss communication atau tidak adanya komunikasi diantara dewa (Bethara Guru, Dewi Saraswati, dan Yamadipati) tentang takdir seseorang seperti yang terjadi kepada Dewi Sawitri dan Bambang Satyawan. Kedua; kecantikan seorang wanita tidak selalu membawa nikmat dan kebahagiaan. Ketiga; Ki Nartosabdo telah mengemukakan tentang idenya bahwa pemahaman tentang hakikat kosmologi belum mampu menembus rahasia kematian.