Dalam film, perempuan masih sering mengalami objektifikasi, berperan pasif, dan tidak mengalami banyak perkembangan dari berbagai aspek peran. Hal ini dapat terjadi karena adanya dominasi peran laki-laki dalam perindustrian film. Oleh Laura Mulvey, hal ini disebut sebagai male gaze. Adanya male gaze ini kemudian menarik para sineas dan kritikus film untuk mengemukakan konsepnya mengenai female gaze, sebagai cara pandang yang memberdaya perempuan serta bagaimana perempuan secara sadar merebut subjektivitasnya dari suatu pandangan (gaze). Adanya hal tersebut, menarik peneliti untuk melakukan penelitian terhadap salah satu film yang disutradarai dan ditulis oleh sutradara perempuan, Greta Gerwig, yaitu Little Women. Penelitian ini memfokuskan pada bagaimana Little Women dapat merepresentasikan bentuk perlawanan ketidaksetaraan gender, yang mana hal tersebut merupakan salah satu bentuk dari film female gaze. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dan menggunakan teknik analisis wacana kritis Norman Fairclough. Dari penelitian ini dihasilkan bahwa film Little Women (2019) dapat merepresentasikan perlawanan ketidaksetaraan gender melalui konsep female gaze yang ditunjukkan dari tiga tahap analisis, yaitu teks, praktik kewacanaan, & praktik sosial-budaya. Selain itu, penelitian ini dihasilkan kesimpulan bahwa selama perkembangannya dan secara perlahan, Gerwig mulai menunjukkan dirinya sebagai seorang feminist filmmaker yang selalu mempraktikkan female gaze dengan agenda feminisme yang ia masukkan dalam film-filmnya.
