Abstrak


PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERPEN PADA SISWA KELAS X SMK WIKARYA KARANGANYAR PASCAPANDEMI


Oleh :
Silviana Putri Ratmawati - K1219078 - Fak. KIP

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan dan menjelaskan modul ajar untuk pembelajaran menulis teks cerpen pada siswa kelas X SMK Wikarya Karanganyar pascapandemi, (2) mendeskripsikan dan menjelaskan pelaksanaan pembelajaran menulis teks cerpen pada siswa kelas X SMK Wikarya Karanganyar pascapandemi, (3) mendeskripsikan dan menjelaskan asesmen yang digunakan dalam meningkatkan kompetensi menulis teks cerpen pada siswa kelas X SMK Wikarya Karanganyar pascapandemi, (4) mendeskripsikan dan menjelaskan faktor penghambat dalam pembelajaran menulis teks cerpen pada siswa kelas X SMK Wikarya Karanganyar pascapandemi, serta (5) mendeskripsikan dan menjelaskan solusi untuk mengatasi hambatan dalam pembelajaran menulis teks cerpen pada siswa kelas X SMK Wikarya Karanganyar.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus oleh John W. Creswell (1994). Sumber data penelitian ini meliputi data observasi kelas, informan (guru bahasa Indonesia dan siswa kelas X Kecantikan dan SPA), dan dokumen (modul ajar, ATP, asesmen siswa). Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi partisipasi pasif, analisis dokumen, dan wawancara. Teknik uji validitas yang digunakan yakni triangulasi metode dan triangulasi sumber data. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis interaktif.

Hasil penelitian ini ialah sebagai berikut. Pertama, modul ajar dalam pembelajaran menulis cerpen tergolong kurang maksimal untuk diterapkan dalam pembelajaran meskipun sudah memuat substansi materi yang selaras dengan kriteria kelayakan modul ajar yakni esensial, menarik, bermakna, dan menantang, relevan dan kontekstual, serta berkesinambungan. Muatan modul ajar cukup relevan dengan tujuan pembelajaran sesuai konsep SMART. Kedua, pembelajaran dilaksanakan tatap muka dan terbagi dalam tiga tahap yakni pembuka, inti, dan penutup dengan mengadopsi pendekatan saintifik. Ketiga, asesmen yang digunakan ialah asesmen formatif dengan asesmen lisan dan asesmen summatif dengan asesmen tertulis. Asesmen lisan berwujud kuis dan asemen tertulis dilaksanakan dengan membuat cerpen secara individual. Keempat, faktor penghambat pembelajaran menulis teks cerpen terjadi dari sisi guru, siswa, maupun kondisi. Penerapan kurikulum merdeka membuat guru belum bisa memahami pelaksanaan secara maksimal. Sikap siswa di masa pascapandemi memiliki banyak perubahan. Selain itu, minimnya sarpras dari sekolah mempengaruhi pembelajaran. Kelima¸ solusi yang diterapkan untuk mengatasi hambatan dalam pembelajaran yakni dengan melakukan refleksi diri bagi guru untuk pengembangan kompetensi mengajar, bimbingan pada siswa, modifikasi modul ajar, teguran kepada siswa yang kurang disiplin, serta evaluasi dan pengayaan pada akhir pembelajaran.