Abstrak


NILAI-NILAI BUDAYA DALAM TEMPUUTN SUKU DAYAK SEBAGAI INVENSI BAHAN AJAR FOLKLOR DI PERGURUAN TINGGI


Oleh :
Nina Queena Hadi Putri - T842108011 - Fak. KIP

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan struktur mitos, hakikat hidup, hakikat karya, persepsi terhadap waktu, persepsi terhadap alam, manusia dengan sesama dalam tempuutn Dayak Benuaq dan Tunjung, serta wujud kajian tempuutn sebagai invensi bahan ajar folklor di Perguruan Tinggi.  Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif menggunakan pendekatan analisis isi. Sumber data penelitian berupa kumpulan mitos berjudul Tempuutn: Mitos Dayak Benuaq dan Tunjung karya Michael Hopes, Madrah, dan Karaakng beserta informan. Teknik pengumpulan data meliputi analisis dokumen, observasi, dan wawancara. Validitas data berupa traingulasi sumber, triangulasi metode, dan triangulasi teori. Teknik analisis data dengan menggunakan analisis interaktif.

Hasil penelitian disimpulkan bahwa struktur mitos terdiri atas empat tataran, yaitu (1) tataran geografis. (2) tataran teknoekonomi. (3) tataran sosiologis. (4) tataran kosmologis.

Nilai-nilai budaya dalam Tempuutn suku Dayak Benuaq dan Tunjung terdiri atas lima aspek yaitu (1) hakikat hidup masyakarat yang wajib berihtiar agar hidup menjadi baik dengan cara memperbaiki diri, berdoa.beribadah, dan menjalankan sistem kepercayaan yang meliputi animisme, dinamisme, dan henoteisme. Selain itu, meyakini terhadap peran balian dan keberadaan Gunung Lumut. (2) hakikat karya untuk tujuan nafkah hidup dengan sistem mata pencarian yang meliputi berburu dan sitem perladangan berpindah. (3) persepsi terhadap ruang dan waktu mencerminkan bahwa apa yang dilakukan pada saat ini akan berdampak pada masa depan dan tidak melupakan masa lalu sebagai pelajaran hidup. Berdasarkan pandangan seperti itu, nilai budaya pada Tempuutn menghasilkan bentuk ibadah, jenis upacara, dan jenis persembahan. Selain itu, mempercayai bahwa manusia dapat melakukan perjalanan ke dunia dan ke langit, serta dapat berkomuniskasi dengan roh. (4) hubungan manusia dengan sesama berkaitan dengan tatakrama pergaulan hidup sehari-hari, tradisi jamuan makan, dan syarat menjadi pemimpin adat. (5) hubungan manusia dengan alam bahwa manusia senantiasa menjaga keselarasan dengan alam dengan mengharagai atau meyakini adanya makhluk lain yang bersifat supranatural, tidak melanggar aturan adat karena roh dapat marah jika manusia merusak alam, dan adat pengelolaan lingkungan hutan.

Hasil penelitian yang berkaitan dengan struktur mitos dan nilai-nilai budaya pada cerita rakyat mitos tersebut juga dapat digunakan sebagai alternatif bahan ajar pada matakuliah folklore, sastra lisan, sastra lama, sastra nusantara di Perguruan Tinggi wilayah Kalimantan dan luar Pulau Kalimantan karena dapat memberikan wawasan baru terhadap khazanah kebudayaan dan local wisdom yang ada di Indonesia. Sehingga nilai-nilai luhur yang terkandung dalam cerita rakyat tersebut dapat disebarluaskan dan mendapat perhatian.