;

Abstrak


PERBANDINGAN PEMBERIAN PENYEKAT BETA DOSIS MAKSIMAL DAN DOSIS OPTIMAL DALAM BULAN PERTAMA TERHADAP PARAMETER LUARAN KLINIS MAYOR PADA PASIEN GAGAL JANTUNG FRAKSI EJEKSI MENURUN


Oleh :
Shigma Putra Mahaley - S511908005 - Fak. Kedokteran

ABSTRAK

Shigma Putra Mahalaey, S511908005, 2024. "Perbandingan Pemberian Penyekat Beta Dosis Maksimal dan Dosis Optimal dalam Bulan Pertama terhadap Parameter Luaran Klinis Mayor Pada Pasien Gagal Jantung Fraksi Ejeksi Menurun: Sub Analisis Comprehensive Registry And Research on Heart Failure" . Tesis. Pembimbing I: dr. Irnizarifka, SpJP, Subsp.Ar(K), FIHA, FAPSC, FAsCC, FHFA; Pembimbing II: Prof. Dr. dr. Trisulo Wasyanto, SpJP(K), FIHA, FAPSC, FAsCC. Program Pendidikan Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

 

Latar Belakang:

Insiden gagal jantung semakin meningkat seiring dengan pertambahan usia, gagal jantung dengan fraksi ejeksi menurun masih menjadi beban kesehatan dengan angka kematian dan rehospitaliasi cukup tinggi. Laju jantung istirahat yang tinggi sangat terkait dengan luaran klinis yang buruk meski pasien telah mendapatkan terapi penyekat beta. Belum terdapat studi mengenai penyekat beta dengan laju jantung istirahat pada real world data terhadap luaran klinis kematian dan rehospitalisasi.

Tujuan:

Untuk mengetahui perbedaan penggunaan penyekat beta dosis optimal (>50?ri dosis maksimal)  dibandingkan dosis maksimal (dosis yang ditetapkan dalam panduan terapi) terhadap parameter luaran klinis mayor pada pasien gagal jantung fraksi ejeksi menurun berdasar dari real-word data registri CORE-HF.

Metode: Penelitian ini berdesain observasional analitik retrospektif berbasis Comprehensive Registry And Research on Heart Failure (CORE-HF). Sebanyak 534 pasien gagal jantung dengan fraksi ejeksi menurun dibagi menjadi empat kelompok berdasarkan penyekat beta dosis maksimal dengan laju jantung tercapai, penyekat beta dosis maksimal dengan laju jantung tidak tercapai, penyekat beta dosis optimal dengan laju jantung tercapai, penyekat beta dosis optimal dengan laju jantung tidak tercapai. Dilakukan uji banding kelompok terhadap kematian dan rehospitalisasi dalam 12 bulan. Dilakukan analisis kesintasan kematian dan rehospitalisasi menggunakan kurva kaplan-meier dan uji log rank. Hasil dianggap bermakna secara statistik bila nilai p<0>

Hasil:

Berdasar hasil sub-analisis CORE-HF ini di dapatkan kelompok dengan penyekat beta dosis maksimal dan laju jantung tercapai memiliki tingkat kematian seluruh penyebab terendah sebesar (5%; P<0>

Kesimpulan:

Terdapat perbedaan signifikan penggunaan penyekat beta dosis maksimal dibandingkan dengan dosis optimal dalam satu bulan pertama terhadap kematian seluruh penyebab dan rehospitaliasi kardiak dalam 12 bulan pada pasien gagal jantung dengan fraksi ejeksi menurun berdasar registri CORE-HF.