Abstrak


Implementasi Pembelajaran Teks Anekdot Berbasis Kurikulum Merdeka pada Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Purbalingga


Oleh :
Jelya Prihatiningsih - K1219046 - Fak. KIP

Jelya Prihatiningsih. K1219046. Pembimbing I: Budhi Setiawan. Pembimbing II: Slamet Mulyono. IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEKS ANEKDOT BERBASIS KURIKULUM MERDEKA PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 PURBALINGGA. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Januari 2024.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan: (1) modul ajar, (2) pelaksanaan pembelajaran, (3) evaluasi pembelajaran, (4) kendala, dan (5) upaya mengatasi kendala pada pembelajaran teks anekdot berbasis kurikulum merdeka pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Purbalingga. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Sumber data penelitian ini meliputi: peristiwa (pembelajaran teks anekdot berbasis kurikulum merdeka), informan (waka kurikulum, guru bahasa Indonesia, dan siswa kelas X SMA Negeri 2 Purbalingga), dan dokumen (modul ajar dan asesmen peserta didik). Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan analisis dokumen. Teknik uji validitas yang digunakan adalah triangulasi metode dan sumber data. Analisis data menggunakan teknik analisis model interaktif yang merujuk pada pendekatan Milles & Huberman. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, modul ajar pembelajaran teks anekdot berbasis kurikulum merdeka di SMA Negeri 2 Purbalingga terbilang cukup baik. Kedua, pelaksanaan pembelajaran teks anekdot dilaksanakan sesuai dengan modul ajar yang disusun sebelumnya. Ketiga, penilaian pembelajaran teks anekdot dilakukan dengan asesmen formatif dan sumatif. Asesmen formatif dilakukan pada awal dan saat proses pembelajaran melalui presentasi dan diskusi kelompok. Sementara itu, asesmen sumatif dilakukan melalui praktik lawakan tunggal di akhir bab. Keempat, kendala pembelajaran teks anekdot dialami oleh guru dan peserta didik. Guru mengalami kesulitan dalam penyusunan modul ajar. Sementara itu, peserta didik mengalami hambatan berupa kurangnya keterampilan menulis teks anekdot. Kelima, upaya yang dilakukan guru, yaitu mengikuti pelatihan (workshop), In House Training (IHT), mempelajari Platform Merdeka Mengajar (PMM), supervisi, dan diskusi dengan teman sejawat. Sementara itu, untuk menangani kurangnya keterampilan menulis teks anekdot pada siswa dilakukan dengan pengoptimalan sumber dan media belajar, latihan/praktik, serta mencari referensi dari data yang aktual dan faktual.

Kata kunci : Pembelajaran teks anekdot, teks anekdot, kurikulum merdeka, modul ajar