Abstrak


PEMBELAJARAN KERAJINAN UKIR BAMBU DI WISMA DIFABEL SANGGAR PANGURIPAN KECAMATAN PURWANTORO KABUPATEN WONOGIRI


Oleh :
Yoga Bukhori Ihsanudin - K3216063 - Fak. KIP

Yoga Bukhori Ihsanudin. K3216063. PEMBELAJARAN KERAJINAN UKIR
BAMBU DI WISMA DIFABEL SANGGAR PANGURIPAN KECAMATAN
PURWANTORO KABUPATEN WONOGIRI. Skripsi, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, Surakarta 2023.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) proses pembelajaran
kerajianan ukir bambu wisma difabel sanggar panguripan Kecamatan Purwantoro
Kabutapen Wonogiri (2) faktor penghambat dan faktor pendukung pembelajaran
kerajian ukir bambu wisma difabel sanggar Panguripan Kecamatan Purwantoro
Kabutapen Wonogiri. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif.
Data dan sumber data dari informan, tempat peristiwa dan dokumen. Teknik
pengumpulan data wawancara, observasi, dan dokumentasi. Validitas data
menggunakan tringgulasi sumber data dan informan. Analisis data penelitian
menggunakan analisis Interaktive Model pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data dan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa pembelajaran
kerajinan ukir bambu di Wisma Difabel Sanggar Panguripan telah berjalan dengan
baik. Seluruh tujuan pembelajaran sudah tercapai, tujuannya antara lain:
meningkatkan keterampilan, mengembangakan materi yang sebelumya, melatih
daya fokus dan sarana refreshing. Peserta didik juga aktif dalam proses
pembelajaran. Pendidik yang kompeten sudah menjalannkan tugasnya dengan baik.
Materi pembelajaran menggunakan tiga aspek, yaitu: aspek pengetahuan,
keterampilan dan sikap. Metode pembelajaran yang digunakan antara lain
demostrasi, tanya jawab dan ceramah. Media yang digunakan berupa contoh karya,
alat dan bahan. Metode dan media yang digunakan sudah sesuai dengan kebutuhan
peserta didik. Berdasarkan hasil evaluasi, peserta didik mampu menguasai materi.
Sealin itu ditemukan faktor pendukung proses pembelajran, yaitu tingginya minat
peserta didik, tutor yang kompeten, fleksibelitas pembelajaran, kelas yang hidup,
sarana dan prasarana. Sedangkan faktor penghambat yaitu media kurang inovatif
dan keterbatasan fisik.