Abstrak


BUDIDAYA KEDELAI (Glycine max L.) DALAM SISTEM AGROFORESTRI BERBASIS SENGON


Oleh :
Dimas Himawan Prasetyo - H0719051 - Fak. Pertanian

Kedelai (Glycine max L.) merupakan bahan baku berbagai produk olahan makanan di Indonesia. Jumlah kebutuhan kedelai sebagai bahan baku olahan makanan mengalami peningkatan sedangkan jumlah produksi mengalami penurunan pada tahun 2020-2021. Luas lahan yang merupakan salah satu penentu produksi kedelai sudah beralih fungsi. Usaha yang dapat dilakukan adalah ekstensifikasi pertanian dengan sistem agroforestri. Pohon sengon sebagai penyusun sistem agroforestri akan menaungi tanaman di bawahnya sehingga intensitas cahaya dan ketersediaan unsur hara pada tanah dalam kondisi rendah. Upaya yang dapat dilakukan adalah pemberian berbagai jenis pupuk organik yang berasal dari limbah hasil pertanian dan kotoran hewan. Kandungan unsur hara makro maupun mikronya dapat mengoptimalkan faktor pembatas pada sistem AF. Penggunaan pupuk organik merupakan salah satu bentuk menjaga kelestarian lingkungan di dalam hutan dan menerapkan pertanian yang berkelanjutan.

Percobaan dilakukan di hutan rakyat di desa Sukosari Kecamatan Jumantono, Karanganyar, Jawa Tengah dengan ketinggian 199 mdpl mulai dari bulan Agustus-November 2022. Rancangan pecobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) satu faktor dengan tujuh taraf perlakuan antara lain, pupuk anorganik (urea 50 kg.ha-1, SP-36 100 kg.ha-1, KCl 100 kg.ha-1), limbah tongkol jagung, limbah ekstraksi Indigofera, seresah sengon dan kotoran sapi, kotoran kambing, kotoran ayam dengan masing-masing dosis 5 ton.ha-1. Setiap perlakuan diulang 3 kali sehingga terdapat 21 satuan percobaan. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA) dan uji kontras ortogonal dengan taraf 5%, kemudian uji korelasi Pearson. Benih yang digunakan varietas kedelai Dena 1. Ukuran petak percobaan 350 x 150 cm, jarak tanam 30 x 20 cm dan jarak antar pohon sengon 350 x 290 cm. Variabel yang diamati yaitu, tinggi tanaman, jumlah daun (Helai), jumlah nodus, panjang akar, jumlah nodul, luas daun, waktu kemunculan bunga, jumlah polong per tanaman, bobot segar brangkasan, laju asimilasi bersih, kandungan khlorofil, jumlah polong per petak, bobot biji per petak, hasil kedelai per hektar, serapan N, P dan K.

Hasil percobaan menunjukan perlakuan pupuk organik terbaik jenis kotoran ayam mampu memberikan pertumbuhan dan hasil kedelai yang lebih tinggi pada variabel jumlah daun sebesar 23?n kedelai per hektar 312% dibandingkan pupuk anorganik. Pupuk organik terbaik jenis kotoran ayam mampu memberikan pertumbuhan dan hasil kedelai yang lebih tinggi pada variabel jumlah daun sebesar 16?n hasil kedelai per hektar 202% dibandingkan pupuk limbah tanaman. Pupuk limbah tanaman terbaik yaitu seresah sengon hanya mampu memberikan pertumbuhan yang lebih tinggi pada variabel jumlah nodul sebesar 100?n khlorofil total 2% dibandingkan pupuk limbah tanaman lainnya. Pupuk kotoran hewan terbaik yaitu kotoran ayam mampu memberikan pertumbuhan dan hasil kedelai yang lebih tinggi pada variabel bobot segar brangkasan sebesar 43?n hasil kedelai per hektar 147% dibandingkan pupuk kotoran hewan lainnya dalam sistem agroforestri berbasis sengon.