Pendahuluan: Gangguan metabolisme glukosa dan kondisi stress oksidatif akibat sindrom metabolik dapat mempengaruhi fungsi fisiologis dan gambaran histopatologi testis. Senyawa aktif akar kelor bersifat antioksidan dan antiinflamasi yang berperan dalam mencegah efek samping penumpukan lemak sehingga memberikan efek terapi terhadap kondisi sindrom metabolik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanolik akar kelor terhadap maturasi sperma dan tebal tubulus seminiferus testis tikus Wistar model sindrom metabolik.
Metode: Penelitian experimental with control group design yang menggunakan teknik pengambilan sampel purposive sampling untuk menentukan subjek penelitian. Tikus Wistar jantan sejumlah 30 ekor dibagi menjadi 5 kelompok dengan teknik random sampling. Kelompok normal (K1) diberi pakan standar, kelompok kontrol negatif (K2) diberi pakan tinggi lemak tinggi fruktosa dan injeksi streptozotocin-nicotinamide, kelompok perlakuan (K3, K4, dan K5) diberi variasi dosis ekstrak etanolik akar kelor 150, 250, dan 350 mg/kgBB setelah diinduksi.
Hasil: Terdapat perbaikan tingkat maturasi sperma yang signifikan pada K1-K2, K1-K3, K1-K4, K1-K5, K2-K5, K3-K5, dan K4-K5. Perbaikan tebal dinding tubulus seminiferus yang signifikan ditemukan pada semua kelompok. Perbaikan tingkat maturasi sperma dan tebal dinding tubulus seminiferus tertinggi ditemukan pada pemberian ekstrak etanolik akar kelor dosis 350 mg/kgBB.
Simpulan: Ekstrak etanolik akar kelor dosis 350 mg/kgBB berpengaruh dalam perbaikan tingkat maturasi sperma dan tebal dinding tubulus seminiferus testis tikus putih Wistar model sindrom metabolik.