Abstrak


Hubungan Kadar HbA1c terhadap Hasil Pengobatan Pasien Tuberkulosis Resistan Obat dengan Diabetes Melitus Tipe 2


Oleh :
M. Fariz Firjatullah - G0020138 - Fak. Kedokteran

Pendahuluan: Diabetes melitus adalah penyakit kronis yang melemahkan sistem kekebalan tubuh sehingga dapat mempengaruhi kemampuan tubuh dalam melawan infeksi. Pasien tuberkulosis resistan obat (TB-RO) dengan diabetes melitus tipe 2 memiliki kemungkinan memiliki hasil pengobatan yang lebih buruk. Salah satu indikator status kontrol glikemik pasien diabetes melitus adalah kadar HbA1c. Saat ini belum ada penelitian yang menghubungkan kadar HbA1c dengan hasil pengobatan pasien TB-RO sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kedua hal tersebut.

Metode: Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan desain penelitian cohort retrospective. Subjek penelitian ini terdiri dari 37 pasien tuberkulosis resistan obat dengan diabetes melitus tipe 2 di RSUD Dr. Moewardi dalam kurun waktu Januari 2022-Desember 2023 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Uji yang dilakukan menggunakan uji Chi-Square dan Fisher exact test.

Hasil: Karakteristik subjek menunjukkan mayoritas subjek berjenis kelamin laki-laki (72,97%), berusia 41-60 tahun (45,94%), memiliki kadar HbA1c ≤ 7% (54%), memiliki hasil pengobatan tidak sembuh (67,57%), dan mengalami konversi sputum pada tahap awal pengobatan (71,42%). Uji Chi-Square menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kadar HbA1c dengan hasil pengobatan akhir TB-RO (P= 0,034). Uji Fisher exact test menunjukkan hubungan yang signifikan antara kadar HbA1c dengan waktu konversi sputum pasien TB-RO (P= 0,046).

Simpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara kadar HbA1c dengan hasil pengobatan pasien tuberkulosis resistan obat dengan diabetes melitus tipe 2.