Abstrak


Adaptasi Petani dalam Menghadapi Kekeringan di Desa Johunut Kecamatan Paranggupito Kabupaten Wonogiri (Studi Kasus Kelompok Tani Desa Johunut Kecamatan Paranggupito Kabupaten Wonogiri)


Oleh :
Angga Susi Anjarwati - H0418012 - Fak. Pertanian

Kekeringan adalah salah satu jenis bencana alam yang kompleks dan ditandai dengan kekurangan air berkepanjangan. Wilayah Kabupaten Wonogiri bagian selatan hampir selalu mengalami kekurangan air pada musim kemarau dikarenakan daerah tersebut merupakan daerah perbukitan karst yang memiliki curah hujan yang minim akibat perubahan iklim, berkurangnya kemampuan 
infiltrasi, pola tanam yang tidak sesuai. Secara topografi Desa Johunut terletak pada deretan pegunungan batuan berkarang dengan ketinggian 150 mdpl. Sebagian besar penduduk di Desa Johunut bermata pencaharian sebagai petani. Untuk itu, petani Desa Johunut membutuhkan upaya agar tetap bisa berusaha tani dengan daerah yang memiliki lahan kering dengan batuan karang. Adaptasi merupakan upaya yang harus diterapkan dalam pembangunan pertanian kedepan, terkhususnya dalam memperkuat pembangunan pertanian pada lahan kering.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk adaptasi dalam sistem pertanian dan peran kearifan lokal dalam pengusahaan lahan kering yang berada di Desa Johunut, Kecamatan Paranggupito, Kabupaten Wonogiri. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive yaitu di Desa Johunut, Kecamatan Paranggupito, Kabupaten Wonogiri. Penentuan informan dilakukan secara purposive sampling kepada 15 informan yang terdiri dari petani, ketua kelompok tani, ketua gabungan kelompok tani, dan Penyuluh Pertanian Lapang (PPL). Metode analisis data yang digunakan adalah Analysis Interactive Model. Pengujian keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan metode.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa di Desa Paranggupito ditemukanadanya bentuk adaptasi dalam sistem pertanian dalam pengusahaan lahan kering dimulai dari pengolahan lahan hingga pascapanen. Selain itu terdapat peran kearifan lokal dalam pengusahaan lahan kering di Desa Johunut. Bentuk adaptasi dalam sistem pertanian yang dilakukan petani lahan kering berbeda dengan petani lahan basah (sawah). Pertanian lahan kering tidak menggunakan traktor dalam pengolahan tanah hanya menggunakan cara tradisional yakni dengan dicangkul. Pertanian lahan kering sering disebut pertanian tadah hujan karena irigasi sangat mengandalkan air hujan. Salah satu jenis kearifan lokal petani Desa Johunut yaitu dalam menentukan waktu bercocok tanam menggunakan istilah pranotomongsoatau yang biasa disebut kalender petani.