Abstrak


Perlawanan Mas Marco Kartodikromo terhadap Pemerintah Kolonial Belanda melalui Pers Tahun 1914-1926


Oleh :
Laili Rahmawati - K4419055 - Fak. KIP

Laili Rahmawati. PERLAWANAN MAS MARCO KARTODIKROMO TERHADAP PEMERINTAH KOLONIAL BELANDA MELALUI PERS TAHUN 1914-1926. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Januari 2024. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis (1) pemikiran Mas Marco Kartodikromo mengenai kolonialisme yang terjadi di Hindia Belanda, (2) perlawanan Mas Marco Kartodikromo terhadap pemerintah kolonial Belanda melalui Pers tahun 1914-1926, serta (3) dampak perlawanan Mas Marco Kartodikromo terhadap pemerintah Kolonial Belanda melalui pers tahun 1914-1926. Penelitian ini merupakan penelitian historis dengan pendekatan sosiologis dan ilmu politik. Sumber data meliputi sumber data primer berupa undang-undang Drukpers Reglement 1856, undang-undang Presbreidel Ordonantie 1906, Staatsblad, surat kabar Doenia Bergerak, surat kabar Sinar Djawa, surat kabar Sinar Hindia, surat kabar Hidoep, surat kabar Pantjaran Warta, surat kabar Pemimpin, surat kabar Pewarta Deli, surat kabar Medan Moeslimin, dan sumber sekunder berupa buku, jurnal, dan skripsi yang berkaitan dengan Mas Marco Kartodikromo. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka dan studi dokumen. Analisis data dengan menggunakan teknik analisis data sejarah. Hasil penelitian menunjukkan (1) Pemikiran Mas Marco Kartodikromo mengenai kolonialisme yang terjadi di Hindia Belanda mulai ditunjukkan pada saat Marco pindah dan menetap di Surakarta. Marco melihat kehidupan sosial di Surakarta terlihat perbedaan sehingga banyak terjadi tindakan semena-mena dari bangsa Eropa kepada kaum bumiputera ditambah dengan adanya ketidakadilan dari pemerintah kolonial Belanda yang menggolongkan masyarakat Hindia Belanda. (2) Marco melakukan perlawanan kepada pemerintah kolonial Belanda melalui jalur pers dengan menggunakan surat kabar. Perlawanan Marco dimulai dari mendirikan surat kabar Doenia Bergerak dan Hidoep, serta bergabung dengan berbagai surat kabar lain yakniPantaran Warta, Sinar Djawa, Sinar Hindia, dan Pemimpin. Marco menjabat sebagai redaktur dan menerbitkan berbagai artikel yang isinya menyerukan tindakan semena-mena dari kaum Eropa kepada kaum bumiputera. (3) Dampak dari perlawanan Marco kepada pemerintah kolonial Belanda melalui pers yaitu menginspirasi lahirnya berbagai surat kabar pribumi, menginspirasi lahirnya berbagai organisasi jurnalis, menginspirasi jurnalis lain untuk berani melawan pemerintah kolonial Belanda, meningkatnya pengawasan pemerintah terhadap jurnalis dan pemberitaan surat kabar, dan menginspirasi masyarakat bumiputera untuk berani menyuarakan keadilan.